JURNAL SOREANG - Realisasi ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,07 persen. Jauh dari target yang telah ditetapkan, yakni 5,3 persen. Gap yang timbul antara target dan realisasi ini ibarat jauh panggang dari api.
Ditambah lagi, pemerintah ternyata tidak pernah mengkaji lebih dalam mengenai gap pertumbuhan ekonomi tersebut dan dampak yang ditimbulkannya.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Hermanto menilai, seharusnya pemerintah serius mengkaji capaian pertumbuhan setiap tahun untuk perbaikan ekonomi nasional.
Baca Juga: Dugaan Pelecehan Pegawai KPI, Komisi 1 DPR RI Minta Kasus ini Dibawa ke Kepolisian
Hal itu disampaikannya dalam rapat pembahasan anggaran dengan pemerintah di ruang rapat Banggar DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta.
"Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,3 persen hanya terealisasi 2,07 persen. Ada gap yang jauh dan kita tidak pernah mengkaji gap ini. Indikator-indikator yang ditetapkan pemerintah seperti jauh panggang dari api," kritik Hermanto, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Rabu, 1 September 2021.
Legislator dapil Sumatera Barat I itu menyerukan agar semua pihak, baik parlemen maupun pemerintah, menyadari betul kesenjangan target dan realisasi ekonomi tersebut untuk perbaikan ke depan.
Dilanjutkannya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pun mempunyai peran penting untuk mempersempit gap pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini.
"Sehingga, anggaran ini betul-betul bisa mengatasi pandemi dan persoalan ekonomi kita. Inilah yang terjadi di 2020," tambah Hermanto.