Karena itu, Wawan meminta kepada kalangan milenial untuk terus melakukan konfirmasi dan mengecek kembali ajaran-ajaran yang bernuansa radikal.
Wawan juga meminta para orang tua untuk terus mengontrol anak-anaknya, terutama yang masuk dalam usia milenial.
"Yang biasanya riang jadi pemurung, yang biasanya enggak pergi kemana-mana jadi tahu-tahu kalau pulang minta uang. Dia (anak-anak) hanya bicara dengan networking yang ada di media sosial karena dia di-drive di situ untuk melakukan apa pun," ujarnya.
Wawan mengimbau agar orang tua terus melakukan patroli 24 jam untuk memantau kegiatan anak-anaknya yang masih berusia milenial di dunia maya.
Baca Juga: Inspiratif, Tokoh Ormas Islam Ini Menggeluti Kuliner Tanpa Sengaja untuk Membantu Warga
Tujuannya, agar kalangan milenial tak terjebak oleh paham-paham radikal yang selama ini marak di dunia maya.
"Kita selalu dorong, bacaan-bacaan kaum milenial itu dikontrol oleh orang tuanya. Karena hanya orang tuanya yang paling paham," kata Wawan seperti diberitakan jurnalgaya.com dalam artikelnya "Kaum Milenial Jadi Target, Kini Rekrutmen Teroris Gencar Dilakukan Melalui Media Sosial".
Sementara itu, mantan narapidana terorisme, Haris Amir Falah membeberkan banyak anak muda terpapar radikalisme dan terorisme dari media sosial.
Baca Juga: Pria Ini Penggal Kepala Sang Pacar Usai Memenangkan Kontes Kecantikan Hanya Karena Ini
Kecanggihan teknologi, mempermudah para kelompok maupun jaringan terorisme dalam merekrut anggota.