Perpustakaan Nasional Targetkan Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat 63,3 Persen pada 2022

- 22 Maret 2021, 12:14 WIB
Kepala Perpusnas Syarif Bando saat membuka Rakornas Perpustakaan 2021, Senin 22 Maret 2021
Kepala Perpusnas Syarif Bando saat membuka Rakornas Perpustakaan 2021, Senin 22 Maret 2021 /Perpusnas

JURNAL SOREANG - Perpustakaan Nasional menargetkan tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia sampai 63,3 persen, dengan indeks pembangunan literasi masyarakat 13, pada 2022.

Saat ini, nilai kegemaran membaca itu sendiri sudah mengalami kenaikan pada 2020 menjadi 55,74 persen dari sebelumnya 53,84 persen pada 2019.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando mengatakan, kondisi itu termasuk kategori sedang.

Baca Juga: Gunakan Mobil Maung, 3 Polisi Gadungan Diringkus. Polisi: Mereka Dilengkapi Air Shoftgun dan Senter Kejut List

Baca Juga: LIDA 2021: Meski Posisi Keempat Hasil Polling, Septi Jambi harus Tersenggol dari Top 70 Liga Dangdut Indonesia

"Frekuensi membaca 4 kali dalam sepekan, dengan durasi membaca 1 jam 36 menit/hari, jumlah 2 buku per triwulan," ujarnya saat membuka Rakornas Bidang Perpustakaan 2021, di Jakarta, Senin 22 Maret 2021.

Rakornas dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro mewakili Mendagri Tito Karnavian.

Rakornas tahun ini mengusung tema "Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya
Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural" serta perumusan rencana pembangunan di bidang perpustakaan tahun 2021.

Tema ini diangkat sebagai jawab berbagai persoalan dan tantangan peran perpustakaan dan stakeholder masa kini.

Berbeda dengan kegiatan Rakornas tahun lalu, mengingat pandemi virus corona belum mereda, Rakornas yang digelar pada 22-23 Maret ini dilakukan dilakukan secara virtual atau daring dengan menggunakan aplikasi Zoom yang diikuti sebanyak 10.000 peserta yang juga bisa disaksikan lewat media sosial Perpusnas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 22 Maret 2021, Pisces: Hari Ini, Anda Akan Memenangkan Argumen, Tapi Bukan Meraih Hati Pasangan

Baca Juga: Ramalan Zodiak 22 Maret 2021, Aquarius: Hari Ini, Anda Akan Mendorong Kebutuhan Untuk Perbedaan Kehidupan

Syarif menambahkan, pencapaian target tersebut membutuhkan kebijakan dan sinkronisasi pengembangan perpustakaan pusat dan daerah guna mewujudkan pembangunan literasi dan kegemaran membaca masyarakat.

Indikatornya, adalah meningkatnya nilai kegemaran membaca masyarakat dengan target 2024 adalah 71,3 persen dan nilai indeks pembanguna literasi masyarakat pada tahun 2024 mencapai 15.

Menurur Syarif, Rakornas Perpustakaan kali ini bertujuan menguatkan peran perpustakaan dalam transfer pengetahuan untuk meningkatkan budaya literasi sekaligus berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan secara
intens dilakukan dalam Rakornas, sehingga perpustakaan sebagai leading sector dalam
peningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas bisa mewujudkan masyarakat berpengetahuan dan berkarakter,” ungkap Syarif.

Ia juga menegaskan bahwa literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan. Literasi merupakan kunci utama untuk berdaya saing.

Tugas saat ini adalah memastikan sisi hulu berperan optimal dan berfungsi baik sekaligus memastikan kebutuhan bahan bacaan bagi 270 juta penduduk terpenuhi.

Menurutnya ada 4 tingkatan literasi yakni pertama, kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan.

Kedua, kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat.

Ketiga, kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan baru, teori baru, dan kreativitas serta inovasi baru hingga memiliki kemampuan menganalisis informasi dan menulis buku.

Keempat, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu yang bisa dipakai dalam kompetisi global.

Perspektif literasi Indonesia masih sedang dikarenakan kemampuan akses informasi terkait TIK yang rendah, kurangnya ketersediaan dan akses terhadap informasi yang berkualitas, serta ketidakmampuan untuk mendapatkan informasi yang relevan.

"Maka dari itu solusinya adalah peningkatan akses informasi, penguatan infrastruktur
informasi dan penguatan konteks informasi bagi individu. Dengan begitu menghasilkan
keadilan informasi dan peningkatan literasi sehingga berdampak pada kesejahteraan," ucap Syarif.

Sementara sesi kebijakan Rakornas diisi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Selain itu, ada juga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dan Bupati Magetan Suprawoto.***

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x