Menteri BUMN Erick Thohir Panggil Mahasiswa Indonesia Pulang Teliti Vaksin COVID-19, DPR RI: Itu Cuma Gimmick

26 Juli 2021, 17:59 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. /Jurnal Soreang/dpr.go.id

JURNAL SOREANG - Menteri BUMN Erick Thohir berencana memanggil Indra Rudiansyah agar kembali ke Indonesia untuk membantu meneliti dan mengembangkan vaksin di Indonesia.

Indra Rudiansyah adalah mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan kuliah S3 di Oxford dan diketahui menjadi salah satu peneliti vaksin AstraZeneca.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai, hal itu tidak lebih dari sekedar gimmick yang tidak berdampak terhadap upaya penanggulangan COVID-19 di dalam negeri.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Tunjuk Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom

"Persoalan kita hari ini bukan kekurangan tenaga peneliti, tapi kekurangan anggaran dan fasilitas penunjang untuk riset," ungkap Mulyanto, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Senin, 26 Juli 2021.

Mulyanto mengatakan bahwa percuma memanggil mahasiswa tersebut pulang apabila dukungan fasilitas dan pendanaan riset di Indonesia belum memadai.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak tenaga peneliti yang andal yang berlatar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di lembaga riset internasional, bahkan beberapa di antaranya mendapat penghargaan internasional.

"Kemampuan peneliti dalam negeri sekarang sudah sangat memadai. Masalahnya, pemerintah masih setengah hati dalam membangun ekosistem ristek nasional," tegas Mulyanto.

Baca Juga: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Terkonfirmasi Positif Covid-19, Isolasi di Rumah Sakit

Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Tehcnology ini menyebut pengelolaan bidang riset di Indonesia masih belum optimal, ditambah perubahan struktur kelembagaan ristek yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas riset.

Diketahui, Kementerian Riset dan Teknologi sudah dibubarkan dan diganti dengan lembaga setingkat badan. Kemudian lembaga riset prestius seperti BPPT, LIPI, BATAN, dan LAPAN akan dilebur ke dalam BRIN.

Tidak hanya itu, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti perihal anggaran dan fasilitas  yang minim.

"Belum lagi soal anggaran dan fasilitas penelitian, sangat miris kita melihatnya. Masa anggaran buzzer lebih besar daripada anggaran riset vaksin? Padahal hasil vaksin lebih diperlukan rakyat daripada hasil kerja buzzer. Bagaimana mungkin riset kita bersaing dengan negara lain kalau ekosistem ristek semakin merosot?" kritiknya.

Baca Juga: Ini Hasil Konsultasi Menteri BUMN dan Menkes dengan KPK Soal Pengadaan Vaksin Rp60 Triliun

Mulyanto minta pemerintah fokus menanggulangi pandemi ini berdasarkan hasil kajian ilmiah para ahli peneliti (scientific based) dengan mengajak para peneliti merumuskan upaya terpadu untuk menanggulangi masalah ini. "Jangan terlalu banyak gimmick yang hanya tebar pesona," tegasnya.

Mantan Sekretaris Menristek ini juga mendesak pemerintah mempercepat riset dan produksi vaksin Merah Putih yang dimotori Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan cara memberikan dukungan fasilitas dan anggaran yang cukup agar para peneliti dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik. ***

Editor: Rustandi

Sumber: dpr.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler