Waspada Laki-laki Lebih Rentan! Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Long Covid

6 Juni 2021, 21:48 WIB
Ilustrasi. Fenomena long Covid-19 merupakan ancaman bagi masyarakat, simak berikut kelompok usia yang rentan terkena long Covid-19. /Pixabay/Tumisu


JURNAL SOREANG - Selain menurunkan resiko terpapar, vaksinasi juga bisa mencegah gejala Covid-19 jangka panjang atau yang dikenal sebagai Long Covid.

Hasil penelitian dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyebutkan, setelah empat pekan sejak mulai merasakan gejala Covid-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa yang disebut Long Covid.

Pasien Covid-19 perlu mewaspadai hal ini, meski gejala Long Covid bisa diatasi secara medis.

Baca Juga: Verrel Bramasta Akui Pernah Hamili Anak Orang, Firasat Mama Selalu Benar

Dokter spesialis paru Kabag Pembinaan Fungsi RS. Bhayangkara R. Said Sukanto, Kombespol dr. Yahya Sp.P, Kombespol memaparkan, 53,7 persen pasien merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6 persen selama 1-6 bulan, dan 2,7 persen lebih dari 6 bulan.

“Gejala Long Covid dimulai dari pelemahan fisik secara umum, sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan.” Kata Said.

Secara demografi, tambah Said, pasien laki-laki juga lebih besar peluangnya terkena efek Long Covid. Salah satu alasannya karena gaya hidup merokok.

Baca Juga: Merasa Direndahkan, Denise Chariesta Ngamuk ke Deddy Corbuzier Minta Ganti Caption

Biasanya juga pasien Covid-19 yang bergejala berat atau mungkin yang berhasil sembuh setelah dibantu ventilator memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita Long Covid ini.

dr. Yahya menekankan salah satu faktor penting dari gejala Long Covid dipicu juga oleh kondisi psikologis pasien.

“Memang ada kelemahan seseorang gampang cemas, gampang depresi, ini juga faktor yang membuat seseorang Long Covid,” ujarnya.

Baca Juga: Dua Pelaku Curanmor dan Penadah Puluhan Sepeda Motor Jaringan Jakarta dan Banten Dibekuk Polisi

Pada saat perawatan maupun saat isolasi mandiri, apabila pasien merasakan gejala-gejala Long Covid setelah dinyatakan sembuh, diharapkan pasien terus berkonsultasi kepada dokter.

Sementara Ahli Virologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan, mengapa Long Covid ini bisa terjadi dalam tubuh pasien.

“Semua jaringan tubuh manusia bisa terinfeksi virus Covid-19 ini. Jadi Long Covid ini membuat pasien berisiko kerusakan jaringan tubuh dalam jangka panjang hingga menyebabkan gangguan respon imun dan gangguan saraf. Karena itu mohon jangan lagi menganggap remeh penyakit Covid-19 ini,” katanya.

Baca Juga: Sadis! Gegara Warisan Dibagi Tidak Adil, Keponakan di Tangerang Bacok Pamannya Hingga Tewas

Salah seorang penyintas Covid-19 Cahyandaru Kuncorojati menceritakan, selain mengganggu kesehatan fisik, Covid-19 ini benar-benar menyerang secara psikologis seperti yang diterangkan dr. Yahya.

“Waktu saya dirawat bersama istri dan dua anak saya yang masih kecil, saya memikirkan anak saya. Saya bertekad untuk segera sembuh agar anak saya yang masih usia dua tahun dan satu lagi tujuh bulan bisa segera saya pantau juga kesembuhannya,” ucapnya.

Setelah dinyatakan negatif gejala Long Covid berupa kehilangan penciuman dan pengecapan juga dialami Cahyandaru selama kurang lebih satu bulan.

Baca Juga: Sudah Terbukti di Beberapa Negara! Pandemi Covid-19 Segera Berakhir Jika Cakupan Vaksinasi Sudah 50 Persen,

“Berangsur-angsur mulai kembali tapi sampai sekarang indra penciuman saya tidak setajam dulu lagi,” ujarnya.

Cahyandaru juga menegaskan bahwa memang betul masyarakat harus terus menjaga protokol kesehatan, meski telah divaksin.

"Karena saya juga sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama pun bisa tertular Covid-19. Tapi setidaknya kita bisa terhindar dari sakit berat dari Covid-19 apabila sudah terlindungi vaksin,” ujar Cahyandaru.

Baca Juga: Akhir Pandemi? Cara Ini Cegah 1,8 Juta Infeksi dan 8000 Kematian Akibat Covid-19 pada Populasi 10,6 Juta Orang

dr Yahya mengatakan, pasien yang kehilangan kemampuan penciuman dan pengecapan memang perlu dibangkitkan lagi sensitivitasnya seperti mencium bau-bau yang sangat menyengat seperti minyak kayu putih dan parfum yang sangat harum.

"Ini perlu dilatih setiap hari agar pulih secepatnya,” ujar dr. Yahya.

Masyarakat juga perlu diingatkan bahwa meskipun sudah divaksinasi, peluang tertular Covid-19 masih ada.

“Di lapangan kita menemukan pasien yang sudah divaksinasi dosis lengkap bisa tertular Covid-19, tapi dengan gejala yang sangat ringan dan masa rawatnya juga singkat, itulah kelebihannya kalau divaksinasi lengkap,” tuturnya.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler