Apa Arti Kata Mudik dan Sejak Kapan Tradisi Mudik Ada di Indonesia? Simak Sejarahnya

11 Mei 2021, 17:15 WIB
Ilustrasi mudik lebaran. /Galih Pradipta/Antara

JURNAL SOREANG - Di tahun 2021, pemerintah secara tegas melarang aktivitas mudik Lebaran untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Pemerintah berharap kesadaran masyarakat, dimana dengan tidak mudik, berarti turut menjaga dan melindungi keluarga. Lagipula, perayaan Lebaran bersama keluarga masih bisa dilakukan secara virtual dari mana saja.

Akan tetapi, saat larangan mudik diberlakukan, ratusan ribu orang tetap nekat melakukan mudik ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dan melepas rindu pada sanak saudara.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2021 Bahasa Sunda: Shaum Ngalatih Ngendalikeun Diri

Mudik memang sudah menjadi tradisi bagi umat Muslim Indonesia yang selama ini keluar dari daerahnya untuk mencari peruntungan di rantau.

Menurut Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno, mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.

"Mudik bermula dari kekuasaan Majapahit yang luas. Kala itu kekuasaan Majapahit ini hingga ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya. Untuk menjaga wilayah kekuasaannya yang luas, sang raja menempatkan pejabat di berbagai daerah," tutur Rio, panggilan akrabnya, sebagaimana dikutip dari laman infopublik.id yang diunggah pada Selasa, 11 Mei 2021.

Suatu waktu, lanjutnya, para pejabat itu pulang untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halaman.

Baca Juga: Lebaran Tahun Ini Masih Sama dengan Tahun Lalu, IRMA Jabar: Lakukan Ibadah dengan Protokol Kesehatan

"Tradisi itu juga terjadi saat Mataram Islam berkuasa. Saat Mataram Islam, para pejabat pulang secara khusus ketika Idul Fitri tiba," sambungnya.

Rio menyatakan, kedua hal itulah yang kemudian menjadi cikal bakal tradisi mudik di Indonesia.

Sementara itu, Sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal, menceritakan bahwa ketika zaman kolonial Belanda, aktivitas mudik juga terjadi.

"Saat itu, pemerintah Belanda banyak mendatangkan pekerja dari luar Batavia. Ketika lebaran tiba, biasanya pekerja Muslim selalu melakukan aktivitas mudik," ungkap Rizal.

Baca Juga: Hukum Ibu yang Tidak Mau Menyusui Anaknya Dalam Islam, Payudaranya Dicabik Ular Ganas

Istilah mudik sendiri baru menjadi tren pada tahun 1970an. Istilah itu mengacu pada tradisi orang-orang rantau yang kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik memiliki arti "ke udik" serta "pulang ke kampung halaman".

Rizal berpendapat, mudik berasal dari kata udik yang berarti kembali ke titik awal mula aliran sungai alias di hulu, letaknya di desa yang jauh dari hilir di Batavia.

"Istilah ini kemudian berkembang seiring dengan banyak kaum pekerja atau buruh yang berasal dari luar daerah," tambahnya.

Meningkatnya aktivitas mudik dimulai pada era Orde Baru, terutama saat periode Gubernur Jakarta Ali Sadikin (1966-1977) dan kemudian terus berlangsung seiring perkembangan zaman sampai saat ini. ***

Editor: Rustandi

Sumber: infopublik.id

Tags

Terkini

Terpopuler