Pemerintah Kenalkan Tren Hunian TOD 'Pinggir Rel', Menteri Basuki: Beli Rumah Dapat Kereta Api

24 April 2021, 11:36 WIB
Maket rumah susun yang dikembangkan di dekat stasiun Tanjung Barat. /Jurnal Soreang/Yusup Supriatna/Indonesia.go.id

JURNAL SOREANG - Sinergitas tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perumnas, PT KAI, dan PT Adhi Karya diwujudkan dalam bentuk pembangunan tiga rumah susun (rusun) yang terletak di dekat stasiun kereta komuter.

Pembangunan tersebut hampir rampung seluruhnya, dan sebagian besar huniannya pun telah terjual.

Salah satu hasil kolaborasi tersebut berlokasi persis di samping stasiun kereta komuter Rawa Buntu, Tangerang Selatan (Tangsel) dengan enam tower rusun.

Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 5 Sabtu 24 April 2021, Kang Darman Balas Dendam, Toni Cs Bersatu Lawan Bubun

Rusun berdiri di atas tanah PT KAI yang dibangun oleh PT Adhi Karya dan Perum Perumnas sebagai pengembangnya.

Lokasi rusun memang direncanakan di dekat stasiun sebagai realisasi hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Kondisi semacam itu akan memudahkan mobilitas penghuninya yang umumnya adalah para pekerja di seputaran Kota Jakarta.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, konsep TOD tersebut sejalan dengan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak 2015 guna memenuhi kebutuhan hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Baca Juga: Dirjen Otda: Penanganan Covid-19 Ibarat Sepak Bola, Kemendagri Manajer dan Kepala Daerah adalah Striker

"Di Stasiun Rawa Buntu ini ada dua tower khusus untuk MBR, sehingga tidak semuanya untuk komersial," kata Menteri Basuki, sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id yang diunggah pada Jumat, 23 April 2021.

Menteri Basuki menjelaskan, tujuan rusun berbasis TOD tidak hanya untuk integrasi moda transportasi saja, melainkan juga pada pengembangan kawasan dan kota (urban development), sekaligus untuk pengurangan kawasan kumuh perkotaan.

Tanpa ada alternatif hunian, pihaknya khawatir kaum MBR akan selalu terdampar di kawasan kumuh perkotaan.

"Selalu saya promosikan bahwa jika anda beli rusun TOD, maka beli rumah dapat kereta api. Maksudnya, diantar jemput kereta api. Terjamin transportasinya, apalagi kualitas pelayanan PT KAI semakin meningkat," tutur Menteri Basuki.

Baca Juga: Pasca Pengungkapan Pemalsuan Surat Antigen Covid-19, Polri Awasi Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium

Senada dengan Menteri Basuki, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, konsep rusun TOD merupakan sinergi transportasi umum dan pemenuhan kebutuhan hunian.

"Tidak hanya mengurangi beban kemacetan, hunian macam ini juga akan mengurangi beban emisi," ucap Menteri Erick.

Ia menilai hal ini dapat menjadi solusi yang baik sekaligus untuk meningkatkan aktivitas sosial antarpenghuni karena tersedianya fasilitas sosial terpadu, seperti sarana olahraga.

Lebih jauh Menteri Erick menerangkan, pembangunan rusun TOD merupakan salah satu langkah Perumnas memperbaiki model bisnisnya melalui sinergitas dengan BUMN lainnya.

Baca Juga: Seorang Polwan Tewas Digorok Teroris, Pelaku Ditembak Mati Polisi

Bahkan, sambungnya, ke depannya Perumnas didorong untuk melakukan kerja sama dengan swasta sebagai sebuah terobosan.

"Program ini harus berjalan tepat waktu karena setiap tahun kita kekurangan pemenuhan rumah. Bagaimana tanah-tanah milik PT KAI dimanfaatkan untuk rusun TOD, ini salah satu sinergitas yang sangat baik," ujar Menteri Erick.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Perumnas Budi Sadewa Soediro dalam laporannya mengatakan, rusun TOD Rawa Buntu merupakan salah satu proyek sinergi BUMN.

"Rusun ini akan dilengkapi dengan fasilitas olahraga, sarana peribadatan, komunal space, seperti jogging track," bebernya.

Baca Juga: Hukum Puasa bagi Orang Pikun, Ini Penjelasan MUI Kabupaten Bandung

Sebagai pengembang, Perum Perumnas akan membangun enam tower rusun TOD di atas lahan seluas 24.626 m2 yang dapat menyediakan 3.632 unit hunian di dekat Stasiun Rawa Buntu, Serpong.

"Pada tahap pertama, dibangun tiga tower untuk 1.816 hunian yang terdiri dari 330 unit hunian subsidi dan 1.486 unit hunian nonsubsidi. Nama resmi rusun ini ialah Prasada Mahata Rawa Buntu Serpong," ujar Budi.

Sebagai informasi, kerja sama antar-BUMN tersebut tak hanya untuk mengakomodir MBR dengan membangun TOD di Rawa Buntu saja.

Setidaknya ada dua lokasi lain, satu berdempetan dengan Stasiun Tanjung Barat, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dan yang kedua di dekat Stasiun Pondok Cina, Kota Depok.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Jangan Kotori Kesucian Ramadhan dengan Petasan

Rusun TOD Tanjung Barat, nama resminya Prasada Mahata Tanjung Barat, dibangun di atas lahan seluas 15.255 m2 dengan dua tower untuk 1.216 hunian.

Hunian vertikal yang dibangun sejak 2017 itu sudah hampir selesai seluruhnya. Lebih dari 75 persen hunian yang tersedia sudah terjual.

Adapun Prasada Mahata Margonda, Pondok Cina, dibangun di atas lahan sekitar 27.000 m2 dan akan memiliki 894 unit hunian. Bangunan ini pun hampir rampung dan 70 persen huniannya sudah terjual.

Selain oleh pemerintah, model hunian vertikal dekat stasiun kereta komuter dan halte light rapid transit (LRT/kereta api ringan) serta mass rapid transit (MRT) itu juga kini banyak ditawarkan oleh sejumlah pengembang swasta.

Meski tak diperuntukkan bagi MBR, maraknya hunian 'pinggir rel' itu membantu Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah.***

Editor: Rustandi

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler