Hipertensi Bisa Jadi 'Silence Killer', Pasien Covid dengan Darah Tinggi Rentan Meninggal

- 18 November 2020, 05:26 WIB
Ilustrasi cara mudah menurunkan kadar gula darah tinggi atau diabetes.
Ilustrasi cara mudah menurunkan kadar gula darah tinggi atau diabetes. /Pikiran Rakyat

JURNAL SOREANG- Waspada hipertensi atau tekanan darah tinggi karena bisa menjadi pembunuh secara diam-diam (silence killer). Hipertensi bisa dialami karena beberapa faktor, tapi sebagian besar penyebabnya adalah genetik alias keturunan.

Dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang mengatakan, orang-orang yang menyadari dirinya punya risiko mengidap hipertensi harus mengatur makanan yang dikonsumsi.

"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) seperti dikutip ANTARA, baru-baru ini.

Baca Juga: Jangan Ragu Vaksinasi Covid-19, Indonesia Pernah Menang Kemenangan Melawan Polio dengan Vaksin

Selain mengurangi konsumsi garam, makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas seharusnya dihindari. Sebab, kegemukan menimbulkan mengidap hipertensi.

"Konsumsi lah makanan-makanan rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi," ujarnya.

Makanan tinggi lemak dan kalori ditambah gaya hidup tidak sehat memperparah risiko tekanan darah tinggi. Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang dengan keturunan hipertensi adalah mengubah gaya hidup jadi lebih sehat. "Baru setelah itu minum obat," kata dia.

Baca Juga: LDII: Kami di Bawah Naungan MUI Bukan Aliran Tertutup Apalagi Sesat

Kini orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.

"Penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan," katanya.

Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun adalah upaya pengendalian tekanan darah, bukan menjadi sembuh.

Baca Juga: 21 Terpidana Teroris dan Pembunuhan Dihukum Gantung

"Masyarakat diimbau untuk patuh dalam meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain," katanya.

Ada bahaya lain dari darah tinggi ini. Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.

Penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan gagal ginjal.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Ingin Hilangkan Kesan Sebagai Wilayah Pensiunan Nu Harudung Sarung Bar Siduru

Dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x