Inilah Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2024 Dilengkapi dengan Link Download Naskahnya, Klik di Sini

- 8 April 2024, 15:14 WIB
Ilustrasi, Inilah Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2024 Dilengkapi dengan Link Download Naskahnya, Klik di Sini
Ilustrasi, Inilah Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2024 Dilengkapi dengan Link Download Naskahnya, Klik di Sini /Alena Darmel/pexels

Baca Juga: Pendaftaran Pemantau Pemilihan Pilbup Bandung 2024 Sudah Dibuka, Ini Jadwal Daftarnya

Dalam kehidupan sehari hari, banyak contoh konkrit betapa manusia itu lebih mudah tergoda
pada kesenangan sesaat; ada yang mengurangi timbangan demi keuntungan dagang, ada yang
menyalahgunakan jabatan demi menumpuk harta, ada yang merekayasa cerita (hoaks) untuk
menyingkirkan saingan, bahkan ada yang menjual diri dan kehormatan demi iming-iming jabatan.
Semua trik manipulasi dan tipuan dilakukan untuk keuntungan yang bersifat segera walau buruk
akibatnya dalam jangka panjang. Begitulah hakikatnya dosa, sesuatu yang dalam jangka pendek
membawa kesenangan, tapi dalam jangka panjang membawa kehancuran. Jadi, kelemahan
manusia adalah berpikiran pendek, lalu karena itu ia mudah tergoda. faktor inilah yang seringkali
menjerumuskan manusia ke dalam dosa.

Baca Juga: Kapan Pilbup Bandung 2024 Diselenggarakan? Berikut Jadwal Pilkada Tahun Ini

Jama’ah Id yang dimuliakan Allah, kita lahir dalam fitrah. Berarti kita hidup dalam kesucian. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang suci. Ini bisa dilihat bagaimana islam mengajarkan bahwa jika anak meninggal sebelum akil baligh, maka dia masuk surga, karena masih dalam kesucian. Akan tetapi karena kita itu mudah tergoda, sehingga sedikit demi sedikit, diri kita menumpuk debu-debu dosa, dan membuat hati kita menjadi gelap.

Baca Juga: Tegaskan Bukan Partai Politik, Imah Rancage Ambil Sikap Terkait Pilkada 2024, Seperti Apa?

Semakin sering melakukan dosa, semakin gelaplah hati kita. Dan pada titik tertentu, dosa
itu dianggap sebagai hal biasa saja. Bahkan dosa dapat dianggapnya sebagai kebajikan. Problem
terbesar dalam masyarakat adalah menghadapi orang yang seperti ini, yaitu orang-orang yang
perilakunya buruk, akan tetapi justru merasa berbuat baik. Dalam al-Qur’an banyak sekali
dilukiskan antara lain dalam surah al-Kahfi :
“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya,’ (QS. Al-
Kahfi:103-104).

Baca Juga: Imah Rancage Gelar Silaturahmi di Baleendah Bandung, Ungkap Bakal Istirahat Sejenak Usai Pemilu 2024

Dalam surah al-A’raf Allah menggambarkan keadaan mereka itu:َ
لَهُم ْ قُلُوب ٌ ال َ يَفْقَهُونبِهَا وَلَهُم ْ أَعْيُن ٌ ال َ يُبْصِرُون َ بِهَا وَلَهُم ْ آذَان ٌ ال َ يَسْمَعُون َ بِهَا
Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah),
mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Pada stadium ini, manusia telah benar-benar kehilangan kehormatannya hingga derajatnya
jatuh serendah-rendahnya (asfala safilin). Bahkan al-Qur’an menggambarkan mereka itu seperti
binatang ternak.َ
أُولََٰئِك َ كَا ْلَْنْعَام ِ بَل ْ هُم ْ أَضَل ُّ ۚ أُولََٰئِك َ هُم ُ الْغَافِلُون

Baca Juga: Ayah Tiri Penganiaya Balita Hingga Tewas di Bandung Dijerat Pasal Berlapis: Terancam 15 Tahun Penjara

Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.
Kalau kita sampai pada stadium ini, maka sungguh ini adalah suatu malapetaka besar. Wal
‘iyazu billah tsumma na’uzubillah.
Itulah yang disebut “Kematian Nurani”, yaitu suatu kondisi dimana mata, telinga, dan
hati telah terkunci. Nurani adalah ungkapan dari Bahasa arab, yang berasal dari akar kata yang
sama dengan “nur” artinya cahaya, atau “nar” juga “niyraan”, artinya api. Api dan cahaya,
meskipun keduanya dapat dibedakan namun hakikat keduanya adalah suatu kontinum, dimana
api menimbulkan cahaya. Nurani adalah ungkapan untuk hati yang dipenuhi dengan cahaya
kebenaran. Karena itu ada istilah “hati nurani” yaitu hati yang bercahaya yang membimbing
manusia untuk tetap berada pada rel kebenaran. Ketika nurani mati, artinya hati tidak lagi
dipenuhi cahaya, maka yang terjadi adalah kegelapan atau zulumaatun. Inilah yang membuat kita
tidak melihat perbuatan buruk itu sebagai buruk, bahkan menganggapnya baik.
Apa yang membuat nurani mati, tidak lain adalah dosa. Dalam Bahasa arab dosa disebut
zulmun, berasal dari akar kata yang sama dengan “zulumaatun” artinya kegelapan. Maka dosa
hakikatnya adalah perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani, mematikan cahaya hati, lalu
menyebabkan kegelapan. Semakin banyak dosa semakin gelaplah hati kita. Penjelasan ini
parallel dengan hadits rasulullah saw. :ْ
ُ إِن َّ الْعَبد َ إِذَا أَخْطَأ َ خَطِيْئَة نُكِتَت ْ فِي قَلْبِه ِ نُكْتَة ٌ سَوْدَاء
Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan perbuatan dosa akan menyebabkan noda hitam di
hatinya. [HR. Ibnu Mâjah, dan Tirmidzi]

Halaman:

Editor: Kinanti Putri Rudiana

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah