Setelah beberapa saat, “ celaka kamu ,apakah kamu tidak mengetahui Kaf dari kata Kafi (yang maha mencukupkan). Ha dari hata Hadi (yang maha memberi petunjuk). Ain dari kata Alim (yang maha mengetahui ) dan Sad dari kata Sadiq (yang maha benar) , jadi apa yang aku perlukan dari bekal dan kendaraan?
Kisah tadi hanya sebagian kecil dan contoh betapa dahsyatnya efek Al Quran dan pada bulan Ramadhan ini kesempatan untuk membaca, mempelajari dan mentadabaduri Al-Quran .
Seperti disampaikan Ustaz Syafiq Riza Basalam bahwa seseorang menangis ketika membaca Al Quran bukan hanya karena faktor dia tahu dengan artinya dan memahami maknanya, tapi lebih dari itu adalah karena lembutnya hatinya.
Sehingga wadah hatinya ini siap untuk menerima petuah-petuah tersebut hingga meneteskan air mata. Apabila hati itu keras, maka bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dosa.
Imam Al-Iraqi menjelaskan di antara adab dalam membaca Al Quran adalah menangis saat membaca ayat-ayat tentang adzab, hari kiamat, dan keadaan akhirat, serta kengerian di dalamnya. Dalam kondisi inilah seorang muslim perlu melakukan introspeksi atas kelalaian atau kekurangan dirinya.
Jika tidak mampu menangis, maka seorang Muslim harus mengusahakannya. Perlu ada upaya mencoba membuat dirinya menangis saat membaca ayat-ayat Al Quran tentang adzab, siksaan, hari kiamat, kengerian di dalamnya dan semacamnya. Bersedih demi dirinya sendirinya, demi hati dan jiwanya.