Baca Juga: 5 Artis dan Influencer yang Promosi Situs Judi, Tak Ada yang melaporkan ke Polisi
Lalu ada seorang miskin yang hanya punya dua dirham, dan dia bersedekah dengan satu dari dua dirham itu”. Karena itulah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu bersedekah walaupun sedikit. Sebab, kebaikan itu (dinilai) pada pemberiannya walaupun sedikit”.
Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “Bagaimana untuk mengetahui seseorang itu “ahli dunia” atau “ahli akhirat”?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Jika ada dua orang (tamu) datang, satu orang (tamu) membawa hadiah, dan satu lagi meminta sedekah.
Bila hati tuan rumah lebih condong pada pembawa hadiah, maka dia termasuk ahli dunia. Apabila hati tuan rumah lebih condong pada orang yang meminta sedekah, maka dia termasuk ahli akhirat. Karena itu pula, Ibnul Qayyim mengatakan,
لَوْ عَلِمَ الْمُتَصَدِقُ حَقّ الْعِلْمَ وَتَصَوُرَ أنَ صَدَقَتُهُ تَقَعَ فِي ( يَدِ اللَهِ ) قَبْلِ يَدِ الفَقِيرِ ، لَكَانَتْ لَذّةُ المُعْطِي أكْبَرَ مِنْ لَذَةِ الآخِذِ
Seandainya seorang pemberi sedekah mengetahui dan melihat dengan sebenarnya bahwa sedekahnya telah sampai (ke tangan Allah) sebelum sampai ke tangan orang miskin, niscaya rasa bahagia yang dirasakan seorang pemberi sedekah lebih besar dari rasa bahagia penerima (sedekah) itu.
Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan begitu indah. Karena terjadi sinergitas perilaku si kaya dan si miskin yang saling menyadari kelebihan dan kekurangannya. Indah di sini justru terlihat berwarna pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal.
Baca Juga: Waspada! Apa itu Virus Arcturus yang Ditemukan di 22 Negara, Varian Baru Covid?