JURNAL SOREANG - Tidak hanya soal waktu yang pas dalam hubungan intim suami istri, masalah posisi hubungan intim suami istri pun menjadi perhatian masyarakat Jawa sejak 200 tahun lalu.
Dalam Serat Centhini yang pertama kali terbit pada tahun 1814 Masehi disebutkan bahwa posisi hubungan intim suami istri akan berpengaruh terhadap anak yang akan dilahirkan.
Menurut buku yang ditulis tiga pujangga dari Kerajaan Surakarta, yakni Ranggasutrasna, Yasadipura II, dan R.Ng. Sastradipura itu, ada lima posisi hubungan intim suami istri.
Kelima posisi tersebut, yakni kadya galak sawer (patukan laksana ular galak), lir ngaras gandane sekar (seperti meraba baunya bunga), lir bremana ngisep sekar (laksana kumbang mengisap madu), lir lumaksana pinggire jurang (ibarat berada di tepi jurang), dan baita layar anjog rumambaka (seperti kapal layar turun ke tengah lautan).
Selain kelima posisi tersebut, ada posisi lainnya yang tak kalah menarik. Posisi ini, menurut Serat Centhini, akan melahirkan anak yang mudah kencing.
Seperti diketahui, Serat Centhini disusun dalam 12 jilid yang terdiri dari 4.000 halaman. Serat Centhini yang terdiri atas 722 tembang (lagu Jawa) sebagian isinya mengungkapkan keseharian budaya Jawa yang dipadukan dengan ajaran Islam.