Ada beberapa pendapat ulama terkait dengan bulan Muharram, sebagian ulama (Jumhur) berpendapat bahwa larangan peperangan terhapus saat QS. At-Taubah ayat 36 diturunkan, namun sebagian lagi berpendapat bahwa pelarangan tersebut tetap ada.
Dalam kitab Syarah Shahih Muslim, Imam As-Suyuti menjelaskan bahwa bulan Muharram mempunyai perbedaan dengan bulan-bulan lainnya.
Baca Juga: Sejarah Puasa Asyura 10 Muharram, Dijadikan Hari Berpuasa Orang Quraisy di Masa Jahiliyah
Nama Muharram baru muncul, pada saat ajaran Islam datang.
Sebelum Islam datang, bulan Muharram ini dikenal dengan nama Safar Awal dan Allah SWT menurunkan QS. At-Taubah ayat 36 dan menggantinya dengan nama Muharram.
Hal tersebut membuat Nabi Muhammad SAW menyebutnya dengan syahrullah yang atinya adalah bulannya Allah SWT.
Seperti dibahas dalam kitab Fathul Bari, Juz 8 Halaman 108, Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan bahwa hikmah dijadikannya Muharram sebagai awal tahun karena kesucian yang ada pada bulan Muharram.
Baca Juga: Selain Puasa Tasua dan Asyuro, Habib Umar Jelaskan Beberapa Kejadian Besar di Bulan Muharram
Dengan dijadikannya Muharram sebagai awal tahun, maka tahun Hijriyah akan dimulai dengan bulan suci (Muharram) dan ditutup dengan bulan suci pula yaitu bulan Dzulhijjah.
Kemudian, ditengah-tengahnya terdapat bulan Rajab dan di dua akhir ada Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.