Penjelasan Hukum Puasa di Bulan Sya'ban dan Hikmahnya Menurut Ustaz Rifa Anggyana

- 7 Maret 2022, 17:36 WIB
Penjelasan Hukum Puasa di Bulan Syaban dan Hikmahnya Menurut Ustaz Rifa Anggyana
Penjelasan Hukum Puasa di Bulan Syaban dan Hikmahnya Menurut Ustaz Rifa Anggyana /Istimewa /

JURNAL SOREANG – Bulan Sya'ban telah tiba, bulan Sya’ban adalah bulan dengan catatan amal kita di rekap dan disetorkan. Untuk  itu banyak umat muslim yang berbondong –bondong memperbanyak amalan dibulan Sya’ban dari mulai memperbanyak ibadah sholat sunnah, tadarus dan puasa.

Namun apa hukum puasa di bulan Sya'ban? Tak sedikit orang yang masih ragu akan hukum puasa dibulan Sya’ban.

Berikut penjelasan tentang Hukum Puasa di Bulan Sya’ban dari Ustaz Rifa Anggyan Seorang mahasiswa program doktoral UPI dan pembina IRMA Jabar.

Baca Juga: Persiapan Ramadhan, Berikut Amalan di Bulan Sya'ban yang Pahalanya Juga Besar

Puasa Sya’ban adalah puasa yang dilakukan di bulan Sya’ban. Hukumnya sunnah berdasarkan hadits-hadits shahih dari Nabi Muhammad saw, yang di antaranya adalah dua hadits berikut:

“Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).

Dalam hadis lain dikatakan, Diriwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘… Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya, beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja’.” (HR Muslim).

Baca Juga: Masih Punya Utang Puasa? Ini Alasan Siti Aisyah hanya Dapat Meng-qadha Puasa Wajib Hanya pada Sya’ban

Merujuk Imam an-Nawawi, para ulama menjelaskan bahwa redaksi kedua: “Beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja”.Selain itu, ada hadits yang mengharamkan puasa pada separuh kedua bulan Sya’ban, yaitu:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Berdasarkan hadits ini maka puasa Sya’ban haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Sya’ban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15.

Baca Juga: Mengharukan! Inilah Momen Berbuka Puasa Pemain Sepak Bola di Laga Piala Dunia

"Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban sesuai petunjuk hadits tersebut," katanya.

Dalam menjelaskan permasalahan ini secara lebih detail as-Sayyid al-Bakri menjelaskan tiga pengecualian keharaman puasa separuh kedua bulan Sya’ban sebagaimana berikut:

1. disambung dengan puasa pada hari-hari sebelumnya, meskipun dengan puasa tanggal 15 Sya’ban. Semisal orang puasa pada tanggal 15 Sya’ban, kemudian terus berpuasa pada hari-hari berikutnya, maka tidak haram.

2. bertepatan dengan kebiasaan puasanya. Semisal orang biasa puasa Senin Kamis atau puasa Dawud, maka meskipun telah melewati separuh Sya’ban ia tetap tidak haram berpuasa sesuai kebiasaannya.

3.Merupakan puasa nazar atau puasa qadha’, meskipun qadha dari puasa sunnah. Bila demikian maka tidak haram.

Baca Juga: Belum Bulan Puasa, tapi Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik, Andi Akmal: Pemerintah Harus Lakukan Tindakan

“Setelah memperhatikan berbagai ketentuan hukum di atas, puasa Sya’ban dapat dilakukan satu, dua, atau tiga hari dan seterusnya sampai satu bulan penuh,” Jelas Rifa

Adapun Rasulullah tidak memuasainya satu bulan penuh agar tidak disalahpahami bahwa hukumnya adalah wajib. (Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatâwal Kubral Fiqhiyyah).

“Hikmah Puasa Sya’ban Hikmah kesunnahan memperbanyak puasa Sya’ban sangat banyak. Yang paling utama karena Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia sebab terjepit di antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan,” Tutur Rifa.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Jangan Lupa Puasa Qadha! Begini Niat dan Ketentuannya

“Sehingga disunnahkan puasa Sya’ban agar tidak lalai. Selain itu, juga karena Sya’ban merupakan bulan laporan tahunan amal manusia kepada Allah swt, sehingga disunnahkan puasa Sya’ban agar saat laporan tahunan tersebut orang dalam keadaan berpuasa,” sambungnya

Demikian ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw:“Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra: ‘Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat anda berpuasa satu bulan dari berbagi bulan sebagaimana puasa anda dari bulan Sya’ban.’ Beliau menjawab: ‘Sya’ban itu bulan yang dilupakan manusia di antara Rajab dan Ramadhan.

Sya’ban adalah bulan yang di dalamnya amal-amal dilaporkan kepada Tuhan semesta alam, maka aku senang amalku dilaporkan sementara aku sedang dalam kondisi berpuasa’.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah. Shahîh).

Baca Juga: Hikmah Dibalik Haid, Ini Penjelasan Mamah Dedeh tentang Wanita Haid Diharamkan Sholat dan Puasa

Keutamaan Puasa Sya’ban Adapun keutaman puasa Sya’ban di antaranya adalah mendapatkan syafaat Rasulullah saw pada hari kiamat kelak. Syekh Nawawi al-Bantani berkata:

“Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat.” (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în).

“Kesimpulannya bahwa Puasa syaban hukumnya sunnah dan banyak manfaat keberkahan yang akan kita dapatkan,” pungkasnya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah