Simak! Penjelasan Ustad Aam Amirudin Tentang, Makna Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, Dan Uluhiyyah

- 27 Februari 2022, 21:00 WIB
Simak! Penjelasan Ustad Aam Amirudin Tentang, Makna Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, Dan Uluhiyyah
Simak! Penjelasan Ustad Aam Amirudin Tentang, Makna Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, Dan Uluhiyyah /Percikan iman.org/

JURNAL SOREANG - Saya membaca buku tentang tauhid atau keimanan. Dalam buku itu disebutkan berulang-ulang istilah Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, dan Uluhiyyah.

Namun tiga macam istilah itu tidak dijelaskan maknanya secara rinci. Saya mohon ustadz menjelaskannya.

Ustaz Aam Amiruddin merujuk kepada Ibnu Katsir dalam Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, jilid 3, hal 696, menjelaskan, "Ayat satu sampai tiga dari surat An-Naas, yaitu:

Baca Juga: Begini Strategi Syetan untuk Menjerat Manusia dari Jalan Allah, Berikut Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin

Qul A'udzu birabbinnas, malikinnas, ilaabinnas, menegaskan tiga aspek ketauhidan yang paling fundamental, yaitu Tauhid Rububiyyah, Mulkiyyah, dan Uluhiyyah".

Tauhid Rububiyyah terambil dari kalimat Rabbinnas. Maknanya, yakin hanya Allah satu-satunya yang Maha Pencipta, Pemilik, Pengendali alam raya, dan dengan kekuasaan-Nya la menghidupkan dan mematikan.

"Allahlah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali)..." (Q.S. Ar-Rum 30: 40).

Baca Juga: Bolehkah Kita, Menonton Pertunjukan Sihir? Berikut Jawaban dari Ustaz Aam Amirudin

Tauhid Mulkiyyah terambil dari kalimat Malikinnas. Maknanya, yakin hanya Allah swt. raja atau penguasa yang sesungguhnya, penguasa yang paling berhak menentukan aturan hidup.

Aturan hidup-Nya termaktub dalam Al Quran dan sunah Rasul. Jadi, kalau kita mau mempelajari dan mengamalkan aturan hidup, berarti kita telah melaksanakan Tauhid Mulkiyyah.

Allah SWT mengecam orang-orang yang tidak mengimplementasikan Tauhid Mulkiyyah dalam kehidupannya, "Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al Maidah 5: 50).

Baca Juga: Mengapa di Al Quran Disebut Wanita Sihir? Bagaimana Berlindung dari Kejahatan Sihir? Ustaz Aam Menjawabnya

 Sayyid Quthb menjelaskan bahwa yang dimaksud hukum jahiliyyah adalah aturan hidup atau hukum produk manusia yang bersebrangan atau bertentangan dengan nilai-nilai Qur'ani.

Misalnya, saat pembagian waris kita lebih suka menggunakan hukum waris adat ketimbang hukum waris Islam, padahal hukum waris adat banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini pelanggaran terhadap Tauhid Mulkiyyah.

Adapun hukum atau aturan buatan manusia yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tentu tidak disebut hukum jahiliyyah, dan kita pun wajib menaatinya untuk kemaslahatan.

Baca Juga: Benarkah Nabi Muhammad Saw Pernah Terkena Sihir? Ini Jawaban dari Ustaz Aam Amiruddin

Tauhid Uluhiyyah terambil dari kalimat Ilaahinnas. Maknanya, suatu keyakinan bahwa hanya Allah swt. yang paling berhak untuk diibadahi.

"Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepada mereka bahwa tiada Tuhan selain Aku, maka beribadahlah hanya kepada-Ku." (Q.S. Al-Anbiya 21:25)

Kalau kita cermati, sesungguhnya kaum jahiliyyah yang menentang dakwah Rasul memiliki Tauhid Rububiyyah, mari simak ayat berikut,

Baca Juga: Apakah Konsultasi Kepada Paranormal Dibolehkan oleh Agama? Begini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin

"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, Siapakah yang menjadikan langit dan bumi serta menundukkan matahari dan bulan?' Tentu mereka akan menjawab 'Allah,'…” (QS. Al Ankabut 29: 61)

Menurut ayat ini, mereka yakin kalau Allah swt. itu yang menciptakan langit dan bumi serta mengatur peredaran alam semesta.

Ini indikator Tauhid Rububiyyah, namun mereka tidak memiliki Tauhid Uluhiyyah. Orang yang punya Tauhid Rububiyyah belum tentu memiliki Tauhid Uluhiyyah. Wallahu A'lam. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: Buku Bedah Masalah Kontemporer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x