MUTIARA HIKMAH, Hati-hati dengan Hati, Ini Penyakit Hati dan Obatnya

- 20 Oktober 2021, 05:55 WIB
Ilustrasi hati-hati bujuk rayu setan hingga menimbulkan penyakit hati.
Ilustrasi hati-hati bujuk rayu setan hingga menimbulkan penyakit hati. /Pixabay /Cdd20

 JURNAL SOREANG- MUTIARA HIKMAH yang terbit setiap hari semoga bisa menjadi perenungan diri  atau muhasabah sebagai upaya berkaca terhadap amalan dan  memperbaikinya pada hari ini dan selanjutnya.

Hati adalah cermin diri. Jika hati kita kotor, akhlak dan perilaku kita pun akan lebih kuat ke arah yang maksiat.

Untuk itu, ada beberapa  penyakit  hati dan cara mengobatinya. Bila seseorang mengidap penyakit hati, maka dampaknya sungguh-sungguh sangat dahsyat.

Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Jangan Mengeluh, Banyak Cara Membuka Pintu Rezeki

Orang tersebut tidak hanya tak mampu merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidupnya, tapi penyakit hati itu secara perlahan akan menggerogoti fisiknya hingga membuatnya didera berbagai penyakit.

Penyakit hati sangat banyak ragamnya, mulai dari iri hati, dengki, hasut, fitnah, buruk sangka, dan khianat.
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rezeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya.

Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran Islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari dan semacamnya.

Baca Juga: Lima Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, Salah Satunya Ternyata Bisa Juga Buat Gembira

Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.

Demikian juga dengan hasud, merupakan suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.

Fitnah yakni menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.

Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Istighfar dan Bencana Alam

Penyakit lainnya berupa buruk sangka berarti sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas.

Sedangkan khianat merupakan sikap tidak bertanggung jawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya.

Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik.

Untuk mengobati penyakit hati ini dengan jalan ikhlas yakni salah satu amal hati dan berada pada bagian pertama dari rangkaian seluruh amal-amal hati.

Baca Juga: Ingin Dihilangkan Kesusahan Hidup? inilah Kuncinya, Mutiara Hikmah Hari Ini

Kesempurnaan sebuah amal, diterima atau ditolaknya bergantung pada amal hati ini, ikhlas atau tidak.

Obat lainnya adalah tawakkal yakni harus yakin bahwa tak ada sesuatu pun yang menimpa kita di dunia ini, besar atau kecil kecuali bahwa Allah telah menetapkannya sebelum kita lahir.

Setelah kita berikhtiar dan berusaha secara maksimal, akhir dari itu adalah kepasrahan diri dan tawakkal atas apa yang ditakdirkan Allah. Insya Allah dengan tawakkal, kita bisa ikhlas dan rida menerima segala hal.

Baca Juga: Siti Aisyah dan Unta yang Mogok, Mutiara Hikmah Hari Ini

Allah berfirman, "Katakanlah 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dia lah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal..'," (QS At Taubah: 51).

Zikir adalah amalan yang diperintahkan Allah SWT kepada kita untuk dapat menghadirkan Allah dalam diri kita, kapan pun dan di mana pun kita berada.

Ketika muroqobah (pengawasan) Allah melekat dalam diri kita, maka selalu ada usaha agar berbagai aktivitas yang dilakukan senantiasa berada dalam bingkai syariat dan sunah Rasul-Nya.

Baca Juga: Mutiara Hikmah, Kisah Pohon yang Bisa Berjalan

Kita juga tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan, sehingga lantunan istigfar harus diperbanyak. Bahkan, Rasulullah Saw beristigfar 100 kali setiap hari, padahal beliau telah dijamin masuk surga.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x