JURNAL SOREANG - “Merenung (tafakur) sesaat lebih baik daripada ibadah setahun.” Demikian Rasulullh SAW bersabda. Anjuran merenungkan sesuatu atau bertafakur ini amat sering kita jumpai dalam Al Quran.
Bukan persoalan yang aneh untuk mencapai ilmu pengetahuan serta pengertian yang luas, haruslah melalui tafakur.
Tentang itu dapat dipelajari dari buku Tafakur karya Imam Ghazali layak disimak, pembaca akan diajak masuk ke kerajaan lahir dan gaib, ke alam yang penuh keajaiban, lalu membukakan mata dan hati kita.
Begitu dahsyat dan besarnya hikmah tafakur yang mampu menimbulkan kekuatan iman, ketentraman batin, dan kebahagiaan ruhani.”.
Dalam buku ini, Al-Ghazali mengatakan ilmu merupakan penerang kalbu, yang akhirnya membuahkan amal saleh, sedangkan ilmu sendiri bergantung pada tafakur.Tafakurlah yang menjadi prinsip dan kunci segala kebaikan. Inilah sebenarnya keutamaan tafakur.
Secara sederhana tafakur itu dapat diartikan dengan "berfikir", atau memikirkan sesuatu secara mendalam. Sabda Rasulullah SAW tentang tafakur “Tafakur sesaat itu lebih baik dari satu tahun ibadah, kemudian Beliau bersabda lagi tafakur sesaat itu lebih baik dari 70 tahun ibadah, dan Beliau bersabda lagi Tafakur sesaat itu lebih baik dari seribu tahun ibadah”.
Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat: Sejak Usia 11 tahun, Eril Sudah Merenungkan tentang Air dan Alquran surah Hud
Dari hadist tersebut Nabi Muhammad SAW, menjelaskan ada tiga jenis tafakur di dunia ini, dan hal ini memiliki nilai masing-masing tergantung tingkatannya. Dan hal ini diperjelas oleh Syaik Abdul Qadir Al-Jailani dalam tersebut sebagai berikut :