JURNAL SOREANG- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia, terus mendorong dan mempromosikan pemakaian batik baik di kancah nasional maupun internasional dengan menggelar Seminar “Sustainability of Batik as Indonesia’s Heritage for the World: Opportunities and Challenges", bekerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA), secara daring, di Canberra, Kamis 7 Oktober 2021.
Diskusi diikuti seratus peserta pencinta budaya Indonesia dari berbagai negara, di antaranya Taipei, Malaysia, India, Italia, Australia, dan Indonesia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Kristiarto S. Legowo, mengaku Indonesia harus terus melestarikan batik sebagai ekspresi kekayaan budaya Indonesia.
Baca Juga: Remaja Masjid Akan Rilis Batik Sendiri untuk Tanamkan Cinta Batik Sejak Dini
“Batik adalah bagian penting dan tak terpisahkan dari budaya dan diplomasi Indonesia, karena batik sudah mendunia dan secara luas dicintai bukan hanya oleh orang Indonesia, tapi juga masyarakat dunia,” tutur Dubes Kristiarto.
Diakui Dubes Kristiarto, dirinya sendiri amat menggemari batik sebab dua fungsi dalam masyarakat Indonesia, yaitu fungsi budaya dan fungsi ekonomi.
"Keseimbangan dua fungsi itulah yang akan menjaga keberlanjutan batik sebagai warisan Indonesia untuk dunia. Sebagai warisan budaya, tentu batik harus dijaga dan dilestarikan. Namun, sebagai komoditas ekonomi, selama ini batik telah menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat dan ini terus meningkat dari tahun ke tahun,” tutur Kristiarto.
Baca Juga: Para Pria Wajib Tahu, Inilah Kesalahan Terbanyak yang Sering Dilakukan Saat Pakai Batik
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, menguraikan diskusi digelar untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari penetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbenda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.