Waspada, Jam Kerja Panjang Bisa Jadi Pembunuh, Ini Hasil Penelitian WHO

- 17 Mei 2021, 17:31 WIB
Ilustrasi bekerja yang panjang dengan lebih dari 55 jam per Minggu bisa membunuh pekerja.
Ilustrasi bekerja yang panjang dengan lebih dari 55 jam per Minggu bisa membunuh pekerja. /Pixabay/Junjira Konsang

JURNAL SOREANG- Biasanya kita merasa tersanjung kalau disebut rajin bekerja dalam waktu panjang misalnya  bekerja 55 jam atau lebih per minggunya. Ternyata waktu bekerja yang panjang merupakan bahaya kesehatan yang serius.

Menurut hasil studi Badan Kesehatan Dunia (WHO), bekerja dengan jam kerja yang panjang membunuh ratusan ribu orang setiap tahun dalam tren yang memburuk yang dapat semakin meningkat karena pandemi Covid-19.

Dalam studi global pertama tentang hilangnya nyawa terkait dengan jam kerja yang lebih panjang, yang tertuang dalam makalah di jurnal Environment International menunjukkan bahwa 745.000 orang meninggal karena stroke dan penyakit jantung terkait dengan jam kerja yang panjang pada tahun 2016.

Baca Juga: Pemkab Bandung Buka Pendaftaran Calon Sekda, Kang DS: Tidak ada mahar, Tunjukkan Profesional Kompetensi

Angka itu meningkat hampir 30 persen dari studi yang sama pada tahun 2000."Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius," kata Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO seperti dilansir ANTARA, Senin, 17 Mei 2021.

Dia menambahkan, yang ingin WHO lakukan dengan informasi ini adalah mempromosikan lebih banyak tindakan, lebih banyak perlindungan terhadap pekerja.

Studi bersama, yang dihasilkan oleh WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional, menunjukkan bahwa sebagian besar korban (72%) adalah laki-laki dan berusia paruh baya atau lebih. Seringkali, kematian terjadi jauh di kemudian hari, kadang-kadang beberapa dekade kemudian, daripada saat masih bekerja.

"Dari hasil studi itu juga menunjukkan bahwa orang yang tinggal di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat - wilayah yang ditentukan WHO yang mencakup China, Jepang dan Australia - adalah yang paling terpengaruh," ujarnya.

Baca Juga: ASN Tidak Masuk Kerja Usai Lebaran, Pemkab Bandung Siapkan Sanksi Tegas, Ini Penjelasan Kepal

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x