Berkat bimbingan ulama tersebut, Syekh Nawawi Al-Bantani menjadi ulama paling produktif dengan sederet karya yang telah diakui oleh dunia.
Karya Syekh Nawawi Al-Bantani yang paling terkenal adalah Kitab Marah Labid, serta 40 kitab berbahasa arab lainya yang ia tulis sendiri.
Baca Juga: Ruben Onsu dan Sarwendah Menangis Minta Betrand Peto Prioritaskan Orang Tua Kandungnya
Hingga saat ini, sebanyak 22 kitab karya Syekh Nawawi Al-Bantani masih dugunakan sebagai referensi dan literasi wajib di banyak Pondok Pesantren. Bahkan 11 diantaranya masuk ke dalam 100 kitab yang paling banyak digunakan sebagai referensi keilmuan.
Nama besar tak mebuat Syekh Nawawi Al-Bantani merasa tinggi. Hidupnya selalu dijalani penuh kesederhanaan dan tawadhu.
Bahkan, seorang orientalis asal Benlanda bernama Snouck Hurgronje, mengaku kagum dengan kesederhanaan hidup Syekh Nawawi Al-Bantani.
Snouck Hurgronje kala itu sempat tinggal di seberang rumah Syekh Nawawi Al-Bantani, di Suq al-Lail, Syr’ib, Mekkah. Tak jauh dari kompleks Masjidil Haram.
Mengutip dari artikel serangnews.com “Syekh Nawawi Al-Bantani, Guru dan Karya ‘Kitab’ Bidang Tauhid, Fiqih, Tasawuf, Bahasa, Hadist dan Sejarah”.
Snouck Hurgronje dibuat takjub dengan pengakuan Syekh Nawawi Al-Bantani. “Bahwa ia hanyalah debu di kaki para penuntut ilmu,” kata Snouck dalam laporan yang diterbitkan Late E.J. Brill, Leyden pada 2006. Dikutip dari karya Prof. HMA Tihami dan Mufti Ali ‘Propspografi Syekh Nawawi Al-Bantani (1813-189).