Kisah Haru Saat Sahabat Bisa Menangis dan Jatuh Pingsan karena Al Quran, Begini Penuturan Ustaz Dede Supriatna

17 Maret 2024, 08:15 WIB
Ustaz Dede Supriatna, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin Yayasan Assyakur Lingga /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Bulan Ramdhan adalah bulan Al Quran , tidak lengkap kiranya bila bulan Ramadhan tidak mengisahkan  orang-orang yang menangis dan jatuh pingsan karena Al Quran seperti yang dituturkan buku Dahsyatnya Efek Al-Quran karangan Ahmad Suryana, LC.

Dimulai dari dari kisah Abu Bakar ash-Shidiq RA yakni pada masa awal Islam membangun sebuah mushala di halaman rumahnya. Ia shalat dan membaca Al-Quran di tempat tersebut.

Para wanita musyrikin Makkah dan anak-anak pun berkumpul ingin melihat dan takjub atas apa yang terjadi padanya.

 

Ia adalah seorang yang berhati lemah dan tidak kuat menahan air mata untuk tidak menetes ketika membaca Al Quran.

Kisah berikutnya kisah Umar bin khattab seperti diriwatkan oleh Ubaid bin Umair. Ia berkata , suau hari Umar bin al-Khattab RA menjadi imam shalat dan ia membaca surat Yusuf.

Ketika sampai pada kalam Allah yang berbunyi : qāla innamā asykū baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamūn. Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui (QS Yusuf : 86) .

Umar bin Khattab menangis hingga bacaan pun terputus .Suara rintihannya sampai terdengar ke belakang pada barisan yang ketiga.

Baca Juga: Begini Keutamaan Membaca dan Memahami Al Quran di Ramadhan, Begini Penjelasan dari Dede Supriatna

Di lain kesempatan seperti diriwayatkan oleh Ja’far bin Zaid al-Abdi : Pada suatu malam Umar berjalan keliling kota Madinah. Tiba-tiba ia melewati sebuah rumah yang terdengar suara seorang laki-laki sedang menunaikan shalat. Umar lantas diam ingin menedengarkan bacaannya.

Laki-laki itu pun membaca Surat Ath-Thur ayat 7  ketika sampai pada ayat Inna 'adzâba rabbika lawâqi' , “ sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi.” Umar berkata “ Sungguh demi pemiliak Ka’bah itu adalah sumpah yang benar”.

Umar turun dari keledainya  kemudain bersandar ke tembok dan diam sejenak. Setelah itu , ia pulang dan sakit selama satu bulan. Para sahabat datang menjenguknya , tetapi mereka tidak tahu penyakit apa yang menimpanya.

 

 Selanjutnya kisah Abdullah bin Umar. Suatu hari Abdullaah bin Umar RA membaca surah Al-Mutaffifin , ketika sampai pad ayat keenam yaitu yauma yaqûmun-nâsu lirabbil-'âlamîn(yaitu) hari (ketika) manusia bangkit menghadap Tuhan seluruh alam” . Abdullah langsung menangis dan tidak melanjutkan bacaan ayat berikutnya.

Pada kisah berikutnya yakni Kisah Kaf Ha Ya ‘Ain Sad . Ketika Muhammad bin al-Mubarak ash-Shuri pergi memunaikan haji, tiba-tiba ia menjumpai seorang pemuda yang tidak mempunyai bekal dan kendaraan.

“Wahai anak muda , dalam perjalanan seperti ini kamu tidak mempunyai bekal dan kendaraan?” tanya ash-Shuri kepada pemuda itu dengan penuh heran.

Pemuda itu balik bertanya kepada ash-Shuri ,”Apakah kamu pandai membaca Al-Quran dan hapal ayat-ayatnya?” Ia menjawab Ya dan kemudian membaca QS Maryam ayat satu, żikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā, artinya Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad.  Mendengar ayat itu pemuda itu menjerit dan jatuh pingsan.

Baca Juga: Wow Keren! Presiden Jokowi Terima Mushaf Al Quran Berukuran Raksasa dan Ditulis Tangan, Ini Ukurannya

Setelah beberapa saat, “ celaka kamu ,apakah kamu tidak mengetahui Kaf dari kata Kafi (yang maha mencukupkan). Ha dari hata Hadi (yang maha memberi petunjuk). Ain dari kata Alim (yang maha mengetahui ) dan Sad dari kata Sadiq (yang maha benar) , jadi apa yang aku perlukan dari bekal dan kendaraan?

Kisah tadi  hanya sebagian kecil dan contoh betapa dahsyatnya efek Al Quran dan pada bulan Ramadhan ini kesempatan untuk membaca, mempelajari dan mentadabaduri Al-Quran .

Seperti disampaikan Ustaz Syafiq Riza Basalam bahwa  seseorang menangis ketika membaca Al Quran bukan hanya karena faktor dia tahu dengan artinya dan memahami maknanya, tapi lebih dari itu adalah karena lembutnya hatinya.

 

Sehingga wadah hatinya ini siap untuk menerima petuah-petuah tersebut hingga meneteskan air mata. Apabila hati itu keras, maka bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dosa.

 Imam Al-Iraqi menjelaskan di antara adab dalam membaca Al Quran adalah menangis saat membaca ayat-ayat tentang adzab, hari kiamat, dan keadaan akhirat, serta kengerian di dalamnya. Dalam kondisi inilah seorang muslim perlu melakukan introspeksi atas kelalaian atau kekurangan dirinya.

Jika tidak mampu menangis, maka seorang Muslim harus mengusahakannya. Perlu ada upaya mencoba membuat dirinya menangis saat membaca ayat-ayat Al Quran tentang adzab, siksaan, hari kiamat, kengerian di dalamnya dan semacamnya. Bersedih demi dirinya sendirinya, demi hati dan jiwanya.

Baca Juga: Amalkan Surat Dalam Al Quran ini! Jika Anda Ingin Mendapatkan Rezeki Melimpah, Berikut ini Penjelasanya1

Dengan begitu, hati yang keras menjadi lunak dan ini merupakan bentuk keberkahan ilahi. Sebagaimana Rasulullah SAW yang biasa menangis saat membaca ayat demi ayat Alquran.

Salah satu ayat yang membuat Nabi Muhammad SAW menangis saat membacanya, adalah surat Ali Imran ayat 191-192. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, benar-benar ada tanda-tanda bagi ulul albab. Mereka itulah yang selalu menyebut nama Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, atau ketika berbaring. Dan, orang-orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka kemudian berkata, 'Wahai Tuhan kami, segala yang Engkau ciptakan ini tidak ada yang sia-sia. Mahasuci Engkau, karena itu, lindungilah kami dari siksa api neraka'."

 

Ayat tersebut turun ketika Rasullalah  SAW sedang shalat Tahajud pada malam hari. Sesudahnya, beliau  langsung tersungkur menangis karena tidak kuasa betapa dalamnya makna yang terkandung dalam ayat ini.

Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menjelaskannya. Untuk itu agar dapat  melembutkan hati dan membuat basah matanya. orang yang membaca Al Quran dapat membuat hati semakin lembut dan membuat dia menangis.

Tangisan saat membaca Al Quran tanda hadirnya hati untuk merenungi dan meresapi firman-firman Allah SWT.***

 Penulis, Mantan pekerja  bank BRI  dan alumni   Tahassush Kulliyatil Muballighin Assyakur Angkatan 31/2023    

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler