Asal Penamaan Bulan Syawal dan Kepercayaan Jahiliyah, Ini Kepercayaannya yang Dikikis Islam

3 Mei 2022, 18:03 WIB
Asal Penamaan Bulan Syawal dan Kepercayaan Jahiliyah, Ini Kepercayaannya yang Dikikis Islam /Tangkapan layar instagram/ @zulhaizam7

JURNAL SOREANG – Bulan Syawal dalam kalender hijriah adalah bulan ke – 10 setelah bulan Ramadhan.

Syawal berasal dari kata Arab Sawaal yang artinya dibesarkan, Syawal berarti naik atau meninggi

Lengkapnya tentang asal muasal penamaan bulan syawal telah kami rangkum dari berbagai sumber.

Syawal atau Syawwal adalah bulan ke-10 dalam penanggalan Hijriah. Sebagaimana bulan bulan sebelumnya penamaan bulan ini juga tak lepas dari cerita dan sejarah.

Baca Juga: Bolehkah Niat Puasa Syawal Dibaca Pagi Hari? Berikut Penjelasannya

Muhammad bin Allan Al-Shiddiqi dalam Dalil Al-Falihin menjelaskan, nama Syawal diambil dari kalimat Sya-lat al-ibil, berarti seekor unta yang mengangkat ekornya.

Sementara menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arab-nya menegaskan, Syawal berasal dari perkataan Syalat an-naqah bi dzanabiha, dengan makna senada, yakni unta betina yang menegakkan ekornya.

Lebih lanjut Ibnu Manzur menerangkan, para ahli bahasa terdahulu menyandarkan riwayat penamaan itu pada peristiwa yang biasa terjadi di bulan ini. Fenomena itu dikenal dengan istilah Tasywil laban al-ibil, alias kondisi susu unta yang sedikit.

Baca Juga: Setelah Selesai Ramadhan Lanjutkan ke Puasa Syawal, Ini 5 Keutamana Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Oleh karena itu, Syawal diambil dari kata Syawwala yang bermakna "menjadi lebih sedikit dari sebelumnya."

Sebelum datang risalah Nabi Muhammad Saw, cerita asal nama Syawal ini melahirkan beberapa pantangan.

Di antaranya, ketabuan melaksanakan pernikahan sebelum usai bulan Syawal. Kalimat Syalat an-naqah bi dzanabiha, misalnya, dengan makna seekor unta betina yang menegakkan ekornya itu bermula dari kecenderungan unta-unta betina yang enggan didekati pejantan.

Ekor yang diangkat menandakan penolakan, bahkan perlawanan. Dari situ, lantas muncullah kesimpulan masyarakat Arab sebelum Islam bahwa menikah di bulan Syawal menjadi sebuah hal yang tabu, bahkan dilarang.

Baca Juga: 13 Link Twibbon atau Bingkai Foto Selamat Lebaran Idul Fitri 2022, Desain Terbaru Cocok Dibagikan 1 Syawal

Begitu pula dengan perkataan Sya-lat al-ibil yang lebih diarahkan pada kecenderungan orang Arab yang menggantungkan alat-alat tempur mereka. Masyarakat Jahiliyah menjadikan Syawal sebagai bulan pantang berperang karena sudah mendekati bulan-bulan haram.

Setelah Datangnya Kenabian, islam datang tidak cuma menegakkan keesaan Allah Swt, akan tetapi juga menata tradisi masyarakat yang kurang baik, termasuk mitos-mitos bulan Syawal yang merugikan di dalamnya. Oleh karena itulah Rasulullah Saw.

bahkan menjadikan keberkahan bulan Syawal dengan tercatatnya beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu perang Uhud pada pada tanggal 17 Syawal tahun ke-3 H, perang Khandaq/Ahzab pada tahun ke-5 H, dan perang Hunain pada tahun ke-8 H, semuanya terjadi di bulan syawal.

Baca Juga: 1 Syawal 1443 H Lebaran Idul Fitri 2022 Jatuh pada 2 Mei, Menag Yaqut Sampaikan Hal Ini

Islam datang tidak cuma menegakkan keesaan Allah Swt, akan tetapi juga menata tradisi masyarakat yang kurang baik, termasuk mitos-mitos yang merugikan di dalamnya.

Salah satunya adalah kepercayaan pantangan menikah di bulan Syawal. Setelah Islam datang, tahayul yang dipercayai bangsa Arab itu dipatahkan Rasulullah Saw.

Nabi  menikahi Aisyah ra. pada tahun ke-11 kenabian, tepatnya di bulan Syawal. Itulah fakta sejarah penamaan bulan syawal.****

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler