Teks Ceramah Ramadhan 2021: Kisah Sahabat yang Takut Kehilangan Rasulullah

29 April 2021, 13:55 WIB
KH. Habib Syarief Muhammad Al 'Aydarus (Ketua Umum Yayasan Assalaam Kota Bandung) /Istimewa/

JURNAL SOREANG- Suatu hari ada beberapa sahabat menghadap Rasulullah SAW lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, selama ini bila ada sesuatu masalah hukum, maka engkau lah tempat kami minta fatwa. Bila kami ingin mendapat petunjuk maka engkau lah tempat kami mengadu dan minta nasehat. Ya Rasul, selama engkau masih bersama kami, sungguh tidak ada masalah karena engkau lah tempat kami bertanya, mengadu dan meminta nasehat. Namun pada suatu saat bila engkau berangkat meninggalkan kami menghadap Allah SWT, kami hidup tanpa bimbingan. Kemana lagi kami harus meminta nasehat?".

Baginda Rasul tersenyum, kemudian menjawab, “Kalian tidak usah khawatir, kalau pun pada suatu saat nanti aku berangkat meninggalkan kalian, kembali menghadap Allah SWT kalian tidak perlu bingung. Aku tinggalkan kepada kalian dua nasehat ; yang pertama nasehat yang pandai bicara dan yang kedua nasehat yang diam saja".

Sahabat bertanya, nasehat yang pandai bicara itu apa ya Rasul? Baginda menjawab, Al-Quranul Karim karena seluruh surat di dalam Al-Quran itu merupakan nasehat bagi umat Islam. Apapun yang kalian kerjakan, kemana pun kalian pergi, bertanyalah kepada Al-Quran, mintalah nasehat darinya. “Bertanya langsung ya Rasul?” Beliau menjawab, “Tentu tidak”. Jika kalian tidak mengerti, bertanyalah kepada yang mengerti Al-Quran yaitu para ulama, guru-guru dan sebagainya.

 Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: 90 Persen Isi Alquran Soal Muamalah dan Hanya 10 Persen Akidah

Kemudian sahabat bertanya lagi, kalau nasehat yang diam saja itu apa ya Rasul? Beliau menjawab nasehat yang diam saja itu maut (mati). Ia diam saja, tidak bicara tapi seolah-olah dia bicara, memberitahukan kepada yang hidup bahwa kalian akan mengalami hal yang sama (kematian) yang pasti datangnya. Kalau hari ini engkau menshalatkan jenazah orang lain, maka suatu saat jenazahmu disolatkan orang lain. Mungkin besok, lusa, seminggu ke depan dan seterusnya jenazahmu dishalatkan orang. Kalau hari ini kalian mengantarkan jenazah orang ke liang lahat, bukankah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan akan diantar ke liang lahat. Seolah-olah mati itu berkata, “lihatlah temanmu atau keluargamu yang sedang terbujur di pembaringan. Matanya masih ada tetapi sudah tidak bisa melihat. Telinganya sudah tidak bisa mendengar, kakinya sudah tidak bisa berjalan dan tangannya sudah tidak bisa memegang”.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Nama Istimewa yang Tersemat di Ramadhan

Bila orang tersebut secara syariat adalah orang yang baik, itupun harus menjadi nasehat untuk kita, sejauhmana diri kita hari ini, apakah sudah seperti orang tersebut yang masuk dalam akhir hayat yang husnul khotimah?  Begitu pun sebaliknya bila orang tersebut dalam keadaan su’ul khotimah, tentunya kita mohon perlindungan Allah jangan sampai masuk dalam kategori itu.

Oleh karena itu, nasehat Rasulullah tersebut di atas hendaknya menjadi pelajaran untuk kita dalam menempuh kehidupan ini. Sudah sejauhmana kita telah mempersiapkan diri untuk kembali ke kampung akhirat? Berapa banyak orang yang menumpuk kekayaan seolah ia tidak akan mati.

Berapa banyak orang menginginkan berada di posisi puncak, padahal hidup ini mendaki dan menurun. Orang yang hatinya keras, tidak mempan terhadap nasehat yang datangnya dari Allah, yaitu Al-Quran dan maut. Nsehat dari orang lain terkadang tidak bisa menyentuh hatinya.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Jangan Kotori Kesucian Ramadhan dengan Petasan

Mungkin juga nasehat itu muncul dari dalam diri kita sendiri. Tenaga yang dulu kuat sekarang sudah lemah. Rambut yang dulu hitam sekarang sudah memutih. Kulit yang dulu kencang sekarang sudah keriput. Gigi yang dulu kuat sekarang sudah mulai tanggal satu persatu. Mata yang dulu jelas melihat sesuatu sekarang sudah harus dibantu dengan kacamata. Telinga yang dulu jelas mendengar sesuatu sekarang sudah jauh berkurang.

Karena itu semakin lanjut usia akan terus dikurangi kenikmatan yang ada pada diri seseorang. Sebagaimana firman Allah pada surat Yasin ayat 68, artinya : Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

Masih tak sadarkah diri ini dengan nasihat yang diam? Kesadaran akan adanya kehidupan setelah di dunia akan membuat manusia menjadi bertaubat dari segala bentuk keburukan yang diperbuat. Bertaubat dengan bersungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali, menyesal dan memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Itulah yang dinamakan taubatan nasuha, taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya. Taubatan nasuha inilah yang akan mengantarkan manusia pada keridhaan Sang Pencipta. Kita dididik untuk bertaubat kepada-Nya agar tidak lagi berani menantang dan melanggar perintah-Nya.

 Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021, Ramadhan Mampu Membakar Dosa-dosa Kita

Selain itu, kefanaan (kerusakan, kehancuran) pun tersirat di dalam nasihat yang diam. Kefanaan yang berarti tidak kekal. Semua yang ada di dunia ini akan sirna dan binasa termasuk manusia sebab manusia tidak kekal, hanya Dia, Allah yang memiliki sifat baqa’ yakni kekal.

Nasihat yang diam telah banyak mengajarkan manusia akan nilai-nilai kebaikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar manusia semakin rajin beribadah. Terlalu keras hati ini jika nasihat yang diam pun tak mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan.

Tak ada sedikit pun rasa bersalah mengerjakan keburukan, padahal sudah diberikan nasihat oleh sesama dan nasihat yang diam. Apakah ini cerminan bagi diri kita sendiri? Naudzubillah. Hikmah nasihat yang diam hanya mampu dicerna oleh orang-orang yang selalu hatinya terpautkan akan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat.***

Penulis Habib Syarief Muhammad Al’Aydrus (Ketua Yayasan Assalaam dan Pembimbing Utama KBIH Assalaam Bandung)

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler