Tinggal di Gubuk Nyaris Ambruk, Tukang Rongsok Asal Ciamis Ini Tetap Semangat Menyekolahkan Anaknya

- 1 Juni 2023, 18:53 WIB
Wawan yang sedang memilah rongsok di rumahnya yang nyaris ambruk.
Wawan yang sedang memilah rongsok di rumahnya yang nyaris ambruk. /Kayan

JURNAL SOREANG - Panas sinar matahari yang begitu terik, hampir menghanguskan kulit pada siang itu bagi warga Kabupaten Ciamis.

Jarum jam menunjukan pukul 13.00 WIB, seorang bapak bernama Wawan Gunawan (47) sedang sibuk membereskan barang rongsokan yang dikumpulnya.

Wawan Gunawan dan istrinya, Iis Cahyati dikaruniai 4 orang anak, namun dua orang anaknya sudah meninggal dunia.

Sudah 17 tahun mereka tinggal di gubuk tua peninggalan kakeknya, dan kondisinya hampir ambruk karena sudah lapuk.

Baca Juga: Mengenal Kandungan dan Manfaat dari Daun Kelor atau Moringa, Ternyata Bisa Jadi Obat Kanker Lho!

Anak pertama mereka laki-laki dan sudah lulus sekolah SMK, dan yang kedua perempuan masih berstatus pelajar. Yaitu baru kelas dua SMK di Kabupaten Ciamis.

Saat dikunjungi dikediamannya, terlihat Wawan sedang sibuk membereskan pekerjaannya. Memilah-milah rongsok plastik yang akan Ia jual.

Rasa gerah karena sinar matahari yang begitu terik tidak terlalu ia gubris, dia terus merapihkan barang rongsok ke dalam karung.

Tatapannya kerap mengarah ke atas sembari sesekali ia mengelap peluh yang mengucur di wajahnya dengan baju.

Baca Juga: Penemuan Mayat Tanpa Identitas di Rumah Kosong Pameungpeuk Kabupaten Bandung, Polisi: Korban Dibawa ke RSHS

Ternyata usaha rongsok tidak selalu menutupi kebutuhannya, kadangkala ia mendapatkan Rp 30 ribu sehari.

"Usaha rongsok ini, bahkan saya pernah tak menghasilkan uang sepeserpun," ucap Wawan kepada Jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com, Kamis 1 Juni 2023.

Sebagai tukang rongsok di Dusun Citeureup, RT 001 RW 011, Desa Golat, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dengan pemasukan yang begitu minim, namun tidak membuat Wawan tak patah arang.

Setiap hari Wawan tetap menjalankan aktivitas dan berharap kebutuhan keluarganya tercukupi. Karena ia sudah tak bisa bekerja berat seperti dulu disebabkan penyakit ambeien yang ia derita.

Baca Juga: Tottenham Larang Harry Kane Pindah ke Manchester United, Bayern Munich Siap Tampung

"Sekarang sudah tak kuat kerja berat, beda dengan dulu, saya bisa kerja mencangkul di sawah atau kerja kuli bangunan," ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu, dirinya pun harus merawat istrinya yang sakit. Istri Wawan memiliki penyakit tensi, vertigo, dan lambung sehingga harus terus menerus melakukan pengobatan.

"Istri saya juga tidak bisa bekerja berat atau pun jalan jauh, jalan jauh sedikit saja langsung kambuh," jelasnya.

Jika musim hujan datang, aktivitas di dalam rumah sedikit terganggu, apalagi jika anaknya yang masih sekolah sedang belajar atau mengerjakan tugas. Karena, tetesan air akan masuk ke dalam rumah melewati sela-sela genteng yang bocor.

Baca Juga: Catat! Berikut 7 Manfaat Luar Biasa dari Buah Mengkudu bagi Kesehatan, Bisa Jadi Obat Asam Urat

Tubuh kurus dengan kondisi yang ia derita, tak membuat Wawan gentar untuk mengais rezeki setiap hari.

Karena walau bagaimanapun dia tetap menjadi tulang punggung keluarga yang semangat berjuang untuk anaknya yang masih masih duduk di bangku sekolah dan kesembuhan istrinya.

Sempat tergurat kesedihan di wajahnya, tatkala anaknya yang bernama Siti Aisyah Ramadani akan berhenti sekolah karena masalah biaya. Terlebih saat ini di sekolah akan ada kunjungan industri dan harus rogoh kocek Rp 800 ribu.

Ia hanya bisa meneteskan air mata karena aisyah tak bisa ikut kunjungan industri, dan bahkan tak masuk sekolah sudah dua minggu. Padahal di kelasnya ia selalu rangking.

Baca Juga: Juni Bulan Soekarno, Presiden RI Pertama yang Punya Hobi Unik Koleksi Bungkus Rokok Westminster

"Waktu masih SD dan SMP Aisyah ini selalu rangking satu dan dua, dan kemarin di kelas satu SMK rangking 3," ungkapnya.

Uang yang Ia dapat setiap hari hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, ketika harus mengeluarkan biaya di sekolah yang lumayan besar, kerap kali Ia tak bisa memenuhinya.

Sambil mengusap air mata, Wawan bercerita tentang kegundahan hatinya setiap memikirkan kebutuhan sekolah anaknya.

"Beberapa bulan yang lalu, sempat di rumah tidak ada nasi dan beras untuk dimasak, uang pun tidak punya untuk membeli makanan pokok itu, setiap ingat kejadian itu saya selalu berdoa kepada yang kuasa agar selalu diberikan ketabahan dan kecukupan," ungkapnya.

Baca Juga: Man United Siap Berikan Kontrak Baru Untuk De Gea, Ten Hag Bidik Kiper Dortmund

Sudah sepuluh tahun dia jalani hidup sebagai tukang rongsok. Asam garam pun sudah dia rasakan. Sebelum pandemi dan sesudah covid-19 bagi dia tidak ada bedanya.

"Walaupun begitu, tapi harus tetap bersyukur, masih tetap bisa hidup dengan keluarga dan beribadah kepada sang pencipta. Apalagi Aisyah punya keinginan yang mulia, yaitu bercita-cita menjadi seorang guru agama," tukasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x