Banjir Depan Kahatex, Kemenhub: Semua Industri harus Miliki Kolam Retensi

- 18 Januari 2021, 18:49 WIB
Penanganan banjir, Kemenhub Gelar Rakor bersama perusahaan di wilayah Sumedang, Jawa Barat, Senin 18 Januari 2021 siang./jurnal soreang/ Asep GP
Penanganan banjir, Kemenhub Gelar Rakor bersama perusahaan di wilayah Sumedang, Jawa Barat, Senin 18 Januari 2021 siang./jurnal soreang/ Asep GP /Jurnal soreang/Asep GP/Jurnal soreang Asep GP
JURNAL SOREANG - Untuk menangani banjir yang sering terjadi di area Jalan raya Bandung-Garut, tepatnya di depan PT. Kahatex Sumedang dan PT. Vonex Rancaekek Bandung.
 
Semua industri di kawasan tersebut, dihimbau untuk memiliki kolam retensi agar problem banjir di kawasan tersebut bisa tertangani.
 
Sebagai langkah upaya penanganan permasalahan banjir yang sering memperhambat akses lalu lintas di kawasan tersebut, Kementerian Perhubungan terjun langsung melaksanakan rapat koordinasi dengan beberapa Perusahaan.
 
 
Dalam rapat koordinasi, Kementerian perhubungan menargetkan penanganan banjir  di Jalur Bandung - Garut, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, selesai pada 2021. 
 
Hal tersebut dikatakan Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suharto, menurutnya, upaya penanganan jangka pendek genangan air saat musim penghujan di jalur tersebut, pihaknya akan mengerahkan 5 pompa air.
 
Suharto menjelaskan, pompa ini nantinya difungsikan untuk mengurangi volume air yang merendam wilayah tersebut.
 
 
"Sebanyak 5 unit pompa air milik BBWS akan di stand by kan di PT Kahatex. Kuncinya akan disimpan di PT Kahatex," kata Suharto kepada wartawan usai menggelar diskusi penanganan banjir dengan sejumlah manajemen industri, di PT Kahatex, Senin 18 Januari 2021.
 
Guna meminimalisir genangan air yang terjadi, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh industri untuk memiliki kolam retensi (tempat penampungan air sementara). 
 
Suharto menambahkan, untuk mengantisipasi genangan banjir di jalur tersebut. Sebab sambung Suharto, drainaae yang dibangun, awalnya untuk mengalirkan air dari kanan dan kiri jalan, namun drainase ditambahi air dari saluran industri dan perkampungan. 
 
 
"Seluruh industri diimbau untuk memiliki kolam retensi, dan kita menargetkan permasalahan banjir di Jalur Bandung-Garut selesai pada 2021 ini," jelasnya.
 
Oleh karena itu, kata Suharto, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi banjir saat musim penghujan di jalur arteri itu.
 
"Saya kira solusinya sudah ada, tentunya tidak mungkin hari ini kita bahas, bisa langsung selesai. Tadi saya sudah membuat timeline siapa berbuat apa, dan kapan harus selesainnya," tuturnya.
 
 
Papar Suharto, penanganan banjir di jalur Bandung - Garut ini sudah disepakati dengan industri di kawasan tersebut.
 
"Nanti kita akan monitor, siapa yang mungkin tidak komitmen, tentunya bakal menjadi bahan evaluasi buat kita, karena sudah ada dua Kementrian, yakni Kementerian PUPR dan Kementeran Perhubungan. Nanti akan menjadi bahan evaluasi dari dua kementerian, timelinennya akan kita laksanakan," pungkasnya. ***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x