Perang Melawan Covid-19 Jauh Lebih Berat dengan Maraknya Hoaks, Ini Sikap Terbaik Menghadapi Hoaks

23 Juli 2021, 21:53 WIB
ILUSTRASI hoaks. Perang memerangi Covid-19 jauh lebih berat dengan maraknya hoaks.*/Ist /

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 ternyata masih berlanjut di negeri kita tercinta ini. Sudah setahun lebih pandemi ini belum dapat diatasi bahkan kini ditambah muncul varian baru Covid-19 dengan gejala yang beragam sehingga tenaga kesehatan harus bekerja ekstra lagi untuk melawan pandemi ini.

"Bukan hanya pandemi Covid-19 nya yang harus dihadapi, tapi pola pikir dari masyarakat itu sendiri yang lebih harus dihadapi di negeri ini," kata Pengurus Lembaga Takmir.Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Jabar, Rifa Anggyaana, dalam pernyataannya, Jumat 23 Juli 2021.

Apalagi masyarakat Indonesia tingkat kepercayaan pada berita hoaks lumayan tinggi.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Puluhan Pegawai Kejagung Gugur Terpapar Virus Corona

"Akibat dari kabar itu tak sedikit masyarakat kita yang menjadi abai terhadap protokol kesehatan dan merasa tidak percaya atau ragu terhadap wabah ini," ujarnya.

Akibatnya masyarakat banyak yang melanggar protokol kesehatan seperti mulai tidak memakai masker, menganggap Covid-19 itu konspirasi, malas untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, dan tidak menjaga jarak.

"Bahkan saat pemerintah mencoba memberikan vaksin secara gratis tak sedikit masyarakat yang enggan untuk divaksinasi karena banyak berita dan kabar yang berseliweran tentang bahaya vaksin.  Padahal sesungguhnya hal itu tidak benar adanya," katanya.

Baca Juga: Banyak Orang Tua Masih Ragu Ajak Anaknya Vaksin Covid-19, Kemenkes: Edukasi Vaksin harus Ditingkatkan

Rifa menambahkan, pandemi Covid-19 berdampak pada semakin meningkatnya penggunaan internet oleh masyarakat. "Namun, peningkatan ini tidak diiringi dengan literasi digital dari masyarakat itu sendiri sehingga informasi tak benar yang diakses," katanya.

Bersamaan dengan peningkatan penggunaan internet di masyarakat, penomena penyebaran informasi hoaks pun juga meningkat terutama informasi seputar Covid-19.

"Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, total jumlah konten hoax/ks terkait Covid-19 berjumlah 1.028 konten yang tersebar di media sosial," katanya.

Baca Juga: Buat Masyarakat Bingung, Kabareskrim Polri Perintahkan Tindak Tegas Hoaks Covid-19

Hoaks itu dengan rincian facebook 1.403 konten, instagram 20 konten, twitter 478 konten, dan youtube 20 konten terhitung dari  Januari 2020 hingga  Agustus 2020.

"Sampai saat ini masih ditemukan berita-berita hoaks yang masih menyebar dan di percaya masyarakat negeri ini," katanya.

Tentunya hal ini berdampak negatif dan berpengaruh besar pada proses penanganan Covid-19. Pemerintah dan tenaga kesehatan berusaha mengedukasi masyarakat untuk menjaga dan mentaati aturan tentang protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO, tetapi di sisi lain masyarakat kita juga digempur dengan bermunculannya berita hoaks yang mudah diserap dan dipercayai.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Satgas Penanganan Covid-19 Bahas Tiga Periode Relaksasi

"Para tenaga kesehatan babak belur menghadapi virus ini karena tak hanya Covid-19 yang mereka hadapi tapi juga sikap acuh dan tidak percayanya sebagian masyarakat yang menyebabkan beberapa klaster baru Covid-19," katanya.

Sebenarnya apa dan bagaimana sikap kita terhadap Covid-19 agar pandemi ini segera berlalu?

"Sikap kita menghadapi pandemi ini selain tabah dan tawakal kita juga dituntun untuk senantiasa pola hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan keluarga," katanya.

Selain itu, makan makanan yang bergizi dan menerapkan prilaku hidup sehat dengan 5 M yaitu, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan.

Baca Juga: Ringankan Beban Ekonomi Warga Terdampak Covid-19, Forkopimcam Cicalengka Bandung Bagikan Ratusan Paket Sembako

"Pandemi ini mengubah pola hidup kita, yang tadinya bersatu kita teguh bercerai kita runtuh,  namun pandemi ini memaksa kita untuk tidak berkumpul berkerumun, menjaga jarak saat bertemu mentaati protokol kesehatan," katanya

Kita harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru. Apalagi saat virus ini kasusnya masih tinggi kita diharapkan untuk tetap tinggal di rumah dan melakukan kegiatan di rumah saja untuk menjaga kita dari sebaran Covid-19.

"Sikap lainnya dengan menjaga pola pikir kita, dengan senantiasa berpikir positif, belajar mengelola stres, dan lebih cerdas lagi dalam menghadapi isu dan pemberitaan yang menyebar di tengah masyarakat," katanya

Alangkah baiknya kita baca dengan baik-baik dan lebih teliti mencari kebenaran tentang isu tersebut agar kita tidak terjebak berita hoaks yang hanya akan membahayakan kita.

Baca Juga: Kirim Delegasi Pariwisata ke Amerika Saat Covid-19 Mengganas, Gus Nadir Beri Pesan ke Sandiaga Uno

"Kita harus percaya pada setiap upaya pemerintah dan tenaga kesehatan dalam menangani virus ini dengan menaati aturan yang telah ditetapkan. Karena aturan itu untuk menghadapi virus ini, kita tidak ingin terus menerus dihantui Covid-19 ini," ujarnya.

Rifa mengajak untuk bersama sama bahu- membahu ikut serta dalam penanganan Covid-19 dengan menaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah dan membantu tenaga kesehatan dengan tidak abai terhadap protokol kesehatan.

"Hal itu semata mata agar wabah ini dapat segera diatasi dan kita dapat beraktifitas seperti sedia kala," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler