Ketua pertemuan ASEAN kali ini, Indonesia, menyerukan agar segera dikoordinasikan formulasi politik untuk mengakhiri krisis di Myanmar, setelah lebih dari dua tahun gagasan 10 anggota masih gagal mencapai solusi.
Seorang diplomat Asia Tenggara yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan penundaan itu karena mereka berusaha memilih 'bahasa' terbaik untuk memastikan semua pihak yang terlibat bisa menerimanya.
Draf awal yang dilihat oleh AFP menunjukkan bagian tentang Myanmar dibiarkan kosong.
Baca Juga: Berbahaya! Pemanis Buatan Dapat Memicu Kanker, WHO: Aspartam Mungkin Bersifat Karsinogenik
Diplomat itu mengatakan beberapa negara menginginkan keterlibatan kembali junta, sementara yang lain menginginkan rencana lima poin yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan dan memperbarui pembicaraan harus tetap menjadi dasar untuk keterlibatan kembali.
“Ini menegaskan perpecahan yang mendalam di ASEAN tentang masalah Myanmar,” katanya.
Namun, Thailand mengambil pendekatan berbeda dengan bertemu langsung dengan Myanmar melalui pembicaraan informal di Bangkok bulan lalu.
Diplomat top Thailand, Don Pramudwinai, mengatakan dia telah bertemu dengan Suu Kyi Minggu lalu dan dia dalam kondisi baik.
Baca Juga: Pemkab Bandung Siap Lanjutkan Revitalisasi Pasar Banjaran Setelah Dapat 'Kekuatan Baru'
Dari hasil pertemuan tersebut, Don menjelaskan bahwa setelah dua tahun kudeta militer, tidak banyak yang berubah, oleh karena itu harus ada pelibatan kembali Myanmar dalam setiap perundingan tingkat ASEAN.