Pameran bertajuk “Nusantara, Tenis Meja, Kemanusiaan” ini didukung 61 karya para seniman dari 8 perguruan tinggi di Indonesia.
Saat itu Si Jenat di atas kursi rodanya, sempat melakukan happening art, perengkeljahe, seni rupa pertunjukan, bersama mahasiswa ISBI Bandung, dan terlihat semangat sekali.
Tapi usai acara, melihat kondisi fisiknya wartawan menunda mewawancarainya. Ternyata itulah pameran terakhirnya.
Setelah dibawa dari rumah duka di Jalan Rebana 10 Bandung, jenazah disemayamkan di Mesjid Salman dan melalui prosesi, dilepas Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm dari Aula Timur ITB.
Gusti Ayu mengatakan segenap civitas akademika berkabung atas wafatnya Prof. Setiawan Sabana dan sangat menghormati jasa-jasa dan pengabdian serta dharmabakti beliau kepada ITB, Negara dan bangsa.
“Sosok beliau selalu penuh hormat kepada siapa pun baik junior-seniornya dan juga beliau mampu menunjukkan sejumlah prestasi hingga akhir purnabaktinya yang dipersembahkan untuk rekan-rekan sesama seniman, masyarakat umum, bangsa dan Negara, “kata Gusti.
Atas nama pimpinan dan keluarga Besar ITB, Gusti Ayu juga menghaturkan duka cita yang mendalam kepada keluarga besar Prof. Setiawan Sabana.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah dan mengampuni segala dosa-dosanya serta mendapat tempat terbaik dan mulia di sisi Alloh Swt. Dan bagi keluarga semoga mendapat ketabahan .Kami semua mendoakan, “ katanya penuh haru.