1. Perubahan mood: Menangis, cemas, dan kehilangan semangat.
2. Gangguan tidur: Kesulitan tidur atau perubahan pola tidur.
3. Gangguan makan: Hilangnya nafsu makan atau keinginan untuk makan berlebihan.
4. Gangguan fisik: Sakit kepala, sakit perut, dan sensasi tubuh yang tidak nyaman.
5. Perubahan perilaku pada anak-anak: Misalnya, regresi seperti mengompol kembali.
Dampak Jangka Panjang dan Gangguan Mental
Jika kondisi tidak membaik setelah 2-3 minggu atau kurangnya dukungan, korban bullying dapat mengalami gangguan mental yang lebih berat. Ini melibatkan gangguan depresi, yang ditandai dengan penurunan mood, energi, fokus, dan konsentrasi. Gangguan kecemasan, seperti PTSD (posttraumatic stress disorder), juga mungkin muncul dengan gejala seperti menghindari situasi yang mengingatkan pada peristiwa traumatis, mimpi buruk, dan keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
Kesehatan Mental Pelaku Bullying
Pelaku bullying sendiri juga memiliki faktor-faktor psikologis yang memengaruhi perilaku mereka. Stres atau masalah psikologis, pengalaman sebagai korban bullying sebelumnya, atau rendahnya harga diri dapat menjadi pemicu perilaku agresif. Pemahaman terhadap kesehatan mental pelaku juga penting untuk menyusun pendekatan holistik dalam menangani kasus bullying.
Baca Juga: 9 Letusan Gunung Merapi Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah
Bullying bukan hanya merugikan korban, tetapi juga memberikan dampak serius pada kesehatan mental pelaku. Pemahaman mendalam tentang jenis-jenis bullying, gejala-gejala perubahan perilaku pada korban, dan kesadaran akan kesehatan mental pelaku menjadi langkah kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua individu.
Dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk pendampingan profesional, adalah langkah kritis dalam mengatasi permasalahan ini secara efektif.***