3. Tekanan Terpendam yang Menumpuk
Tekanan yang terpendam, seperti stres, rasa takut, atau kecemasan yang terus-menerus, dapat memuncak menjadi sesuatu yang hampir tidak tertahankan. Self-harm mungkin menjadi cara bagi seseorang untuk melepaskan tekanan yang terus bertambah dan merasa bahwa tindakan ini merupakan satu-satunya cara untuk meredakan beban yang terasa begitu berat.
Baca Juga: Ini 10 Rekomendasi Rumah Makan Sunda di Soreang Kabupaten Bandung, Ada yang Dekat Exit Tol
4. Putus Asa atas Ketidakmampuan Berkomunikasi
Terkadang, seseorang merasa putus asa karena tidak dapat mengekspresikan atau mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang mereka hadapi. Rasa tidak mampu menyampaikan apa yang mereka rasakan atau bahkan tidak tahu bagaimana menghadapinya bisa memicu self-harm sebagai bentuk ekspresi dari ketidakmampuan tersebut.
5. Mati Rasa Akibat Trauma Psikologis
Beberapa orang mungkin merasakan mati rasa secara emosional akibat dari trauma psikologis yang mereka alami. Mereka tidak merasakan apa-apa atau merasa terputus dari perasaan mereka. Self-harm bisa menjadi cara ekstrem untuk merasakan sesuatu, meskipun itu adalah rasa sakit fisik, sebagai reaksi terhadap mati rasa yang mendalam tersebut.
Baca Juga: Digitalpreneur: Agar Bisnismu Lancar dan Untung, Pastikan Kamu Ngebut di Checklist Ini!
Menghadapi Masalah dengan Empati dan Bantuan Profesional
Melakukan self-harm bukanlah cara yang sehat atau tepat untuk mengatasi masalah yang dialami. Untuk membantu individu yang mungkin melakukan self-harm, sangat penting untuk mendekati mereka dengan empati, kesabaran, dan mengarahkan mereka untuk mendapatkan bantuan profesional.