Peluang kematian akibat serangan jantung meningkat sebesar empat persen ketika cuaca dingin ekstrem, yakni selama musim dingin dua hari ketika suhu berkisar antara 0,5 hingga lima derajat Celsius.
Orang berusia 80 tahun ke atas memiliki risiko kematian tertinggi akibat serangan jantung selama gelombang panas, hawa dingin, atau hari dengan kualitas udara yang buruk. Kaum hawa bisa lebih terimbas daripada laki-laki selama panas ekstrem.
Peneliti belum mengetahui hubungan sebab-akibat yang pasti antara cuaca ekstrem, polusi, dan serangan jantung. Namun, mereka memiliki sejumlah teori. Misalnya, dehidrasi dapat memengaruhi risiko serangan jantung selama panas ekstrem.
Baca Juga: Riset : Lima Makanan Ini Efektif Cegah Sembelit karena Kaya Serat
Sementara, tekanan darah tinggi dan kontraksi pembuluh darah dapat meningkatkan risiko serangan jantung yang mematikan pada hari yang dingin.
Kombinasi panas dan polusi dapat meningkatkan risiko serangan jantung karena orang mungkin bernapas lebih cepat dan lebih keras pada hari-hari yang terik. Ini menyebabkan mereka menghirup partikel mikroskopis yang lebih berbahaya daripada biasanya.