Riset : Polusi dan Gelombang Panas Tingkatkan Resiko Serangan Jantung

- 13 Agustus 2023, 09:47 WIB
Riset : Polusi dan gelombang panas picu serangan jantung
Riset : Polusi dan gelombang panas picu serangan jantung /Earhastore/

 

 

JURNAL SOREANG – Jangan dekati polusi dan gelombang panas, apalagi jika anda punya riwayat sakit jantung, kenapa ?

 

Karena, riset terkini membuktikan, polusi dan gelombang panas memicu serangan jantung yang bisa menimbulkan kematian.

 

Studi baru menemukan bahwa kombinasi antara gelombang panas dan polusi partikulat halus yang tinggi bisa melipatgandakan resiko kematian akibat serangan jantung.

Baca Juga: Riset Baru: Latihan Isometrik Bantu Kontrol Tekanan Darah 

Studi ini merupakan hasil dari pengamatan terhadap lebih dari 202 ribu kematian akibat serangan jantung di Cina. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation ini juga mengungkap kalangan lansia dan wanita jauh lebih berisiko.

 

Seperti dilansir dari laman Siasat Daily, Senin (30/7/2023), peningkatan terbesar dalam risiko kematian akibat serangan jantung terlihat pada hari-hari yang memiliki kombinasi panas ekstrem dan tingkat PM2.5 yang tinggi.

 

"Kejadian suhu ekstrem menjadi lebih sering, lebih lama dan lebih intens, dan dampak buruknya terhadap kesehatan telah menarik perhatian yang semakin meningkat," ungkap peneliti studi, Yuewei Liu selaku Profesor Epidemiologi di School of Public Health di Sun Yat-sen University di Guangzhou, Cina.

Baca Juga: Riset : 10 Faktor Penyebab Kematian Dini di Dunia, Hipertensi Nomor Satu 

"Masalah lingkungan lainnya di seluruh dunia adalah adanya partikel halus di udara, yang dapat berinteraksi secara sinergis dengan suhu ekstrem yang berdampak buruk pada kesehatan jantung," sambungnya.

 

Untuk meneliti dampak dari suhu ekstrem dengan dan tanpa polusi partikulat halus yang tinggi, para peneliti menganalisis 202.678 kematian akibat serangan jantung antara tahun 2015-2020 yang terjadi di provinsi Jiangsu.

 

Ini merupakan sebuah wilayah di Cina dengan empat musim yang berbeda dan berbagai macam suhu dan tingkat polusi partikulat halus.

Baca Juga: Riset : Orang Miskin Lebih Beresiko Sakit Jantung 

Penelitian ini memperkirakan, hingga 2,8 persen kematian akibat serangan jantung dapat dikaitkan dengan kombinasi suhu ekstrem dan tingkat polusi partikel halus yang tinggi.

 

Partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikron dan dapat terhirup jauh ke dalam paru-paru, di mana partikel tersebut dapat mengiritasi paru-paru dan pembuluh darah di sekitar jantung. Sebagian besar terkait dengan pembakaran bahan bakar.

 

Demi bisa menghindari dampak kesehatan akibat suhu ekstrem, Liu menyarankan untuk selalu update dengan prakiraan cuaca, sebisa mungkin diam di dalam ruangan saat suhu ekstrem, dan menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan saat suhu panas.

Baca Juga: Riset : Jika Mengalami Empat Kondisi Tidur Ini Mungkin Anda Sedang Stres 

Selanjutnya, gunakan juga pakaian yang sesuai dengan cuaca, perhatikan hidrasi, serta pasanglah tirai jendela untuk mengurangi suhu dalam ruangan.

 

"Anda juga bisa menggunakan air purifier di dalam rumah, mengenakan masker di luar ruangan, menghindari jalan raya yang ramai saat berjalan kaki, dan memilih aktivitas luar ruangan yang tidak terlalu berat untuk membantu mengurangi paparan polusi udara pada hari-hari dengan tingkat polusi partikulat halus yang tinggi," jelas dia.

 

Studi ini juga merekomendasikan agar pemerintah menginformasikan tingkat polusi partikel halus, saat memberikan peringatan suhu ekstrem kepada masyarakat. ***

 

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

 

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: pmj


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah