Penjelasan Singkat Stockholm Syndrome dan Kasus Bunuh Diri Mary McElroy, Bunuh Diri demi Penculiknya

- 8 Agustus 2023, 14:41 WIB
Ilustrasi pelaku kejahatan. Apa itu Stockholm Syndrome?
Ilustrasi pelaku kejahatan. Apa itu Stockholm Syndrome? /Pixabay/Sam Williams/

 

JURNAL SOREANG - Menurut Clevland Clinic, Stockholm Syndrome adalah sindrom yang dialami oleh korban penculikan. Dimana korban penculikan ini bersimpati dan memandang pelaku penculikannya sebagai orang baik atau sejenisnya. Bahkan orang yang mengalami sindrom ini mempunyai hubungan baik dengan penculiknya setelah kasus penculikan yang dialaminya.

Selain kasus penculikan, Stockholm Syndrome juga bisa dialami pada beberapa kasus seperti pelecehan seksual dan perdagangan seks. Perdagangan seks dalam Stockholm Syndrome yang dimaksud adalah dimana wanita yang menjajakan dirinya atau yang kita sebut pekerja seks komersial mempunyai hubungan sangat baik dengan muncikari alih-alih bekerja dalam tekanan atau terpaksa. Hubungan positif ini bisa bertahan layaknya hubungan kita dengan keluarga.

Sekadar informasi, Clevland Clinic adalah pusat medis nonprofit yang berbasis di Clevland, Ohio, Amerika Serikat. Pusat medis ini juga punya beberapa rumah sakit diluar Amerika Serikat seperti di kota London, Abu Dhabi, dan Toronto. Mengenai Stockholm Syndrome, ada kasus korban penculikan yang rela bunuh diri demi keselamatan penculiknya. Siapa namaya? Bagaimana bisa terjadi.

Baca Juga: Tes IQ: Selesaikan Soal Matematika pada Gambar Hanya Dengan Memindahkan 1 Batang Korek Api

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter X ERA.id @eradotid yang dipost pada 7 Agustus 2023, orang itu bernama Mary McElroy, putri dari Henry McElroy, seorang pengawas pengelolaan kota di Kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Sebelum menjadi pengawas pengelolaan kota, awalnya ia bekerja sebagai kasir toko. Berkat pribadinya yang supel, ia bisa masuk ke lingkaran orang elit di Kota Kansas melalui bos politik yang bernama Tom Perndergast. Berkatnya pula, Henry bisa menjadi hakim pada 1922.

Berkat kerja kerasnya, Henry McElroy yang bukan berasal dari keluarga yang punya priviledge berhasil masuk lingkungan orang elit Kota Kansas. Dari situlah Mary McElroy hidupnya tidak pernah kekurangan. Meski begitu, Henry McElroy menanamkan sikap mandiri dan keras kepala. Kedekatannya dengan ayah semakin erat sejak ibunya meninggal pada 1920. Mary tetap tinggal bersama ayahnya untuk menggantikan peran ibunya. Mary juga bangga dengan pengaruh ayahnya yang membawa banyak perubahan baik di Kota Kansas.

Namun karier cemerlang ayahnya berubah sejak kedatangan bos politik dan mafia yang bernama John Lazia di dekade 1930-an. Karena ini, oposisi mulai bermunculan. Salah satunya adalah Walter McGee, mantan penipu dari negara bagian Oregon dan saudaranya George dengan membentuk geng dengan dua orang lainnya, Clarence Click dan Clarence Stevens. Geng ini yang berencana menculik Mary.

Baca Juga: Tersandung Kasus Dugaan Pencucian Uang, Status Panji Gumilang Ditentukan Pekan Ini

Pada 27 Mei 1933, geng Walter datang ke rumah Mary dengan menyamar sebagai kurir. Penyamaran dilakukan agar koki di rumah McElroy membukakan pintu rumah dan bisa menculik Mary McElroy. Setelah menguasai rumah McElroy, geng Walter langsung bergerak ke kamar Mary dan menemukan Mary sedang mandi di bathtub. Mary menatap geng Walter yang menculiknya hingga mereka mengizinkan Mary berpakaian. Setelah diberitahukan nominal uang tebusan, Mary tertawa dan mengatakan bahwa ia jauh lebih berharga daripada uang tebusannya.

Setelah itu, ia dibawa ke ke rumah Clarence Click dan dirantai pada salah satu dinding rumahnya. Meski begitu, Mary tetap santai dan berteman baik dengan empat penculik itu. Oleh karenanya, Mary tidak mengalami penyiksaan oleh keempatnya.

Keesokan harinya, keempatnya mendapatkan uang tebusan dan melepaskan Mary didekat lapangan golf. Berpamitan layaknya teman dekat, geng Walter memberikan sejumlah uang untuk ongkos pulang. Tak lama kemudian, geng Walter ditangkap. Seperti penculikan pada umumnya, Henry McElroy selaku ayah dari Mary McElroy marah dan meminta agar mereka dihukum seberat-beratnya, kecuali Clarence Stevens.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Kucing Sedunia 2023, Desain Simpel Menggemaskan, Cocok dishare di Media Sosial

Awalnya, Walter divonis hukuman mati, George penjara seumur hidup, dan Click kurungan penjara selama delapan tahun. Namun secara mengejutkan, Mary malah depresi mendengar hasil vonis dari hakim. Mary memprotes hukuman yang diterima oleh ketiganya. Sebelum menjatuhkan vonis, perilaku Mary janggal. Saat diminta kesaksian, Mary menyembunyikan beberapa kronologi penculikannya. Tak hanya itu, ia juga sengaja mempersulit identifikasi oleh pihak kepolisian terhadap geng Walter.

Saat memberikan kesaksian yang meringankan, Mary menceritakan kebaikan geng Walter selama menculiknya dan memberikan bunga sebelum berpisah. Ini dilakukan agar geng Walter mendapat hukuman yang lebih ringan.

"Vonis Walter McGee menghantuiku sebagaimana itu menghantui dirinya. Meskipun vonis itu dijatuhkan untuk menghukum seorang bersalah, korbannya akan ikut merasa dihukum juga. Aku memohon untuk menyelamatkan hidup Walter sebagaimana itu hidupku sendiri," tulis Mary McElroy di surat untuk memohon keringanan hukuman.

Baca Juga: Tes IQ di Tempat Kerja: Bagaimana Penggunaannya dalam Seleksi Karyawan?

Akhirnya, hakim menerima permohonan Mary dengan memvonis Walter penjara seumur hidup. Meski begitu, media banyak membuat berita heboh karena pembelaan oleh korban yang sangat janggal. Media saat itu berspekulasi bahwa Walter dan Mary saling mencintai. Tuduhan itu diperkuat dengan Walter yang memberikan Mary bunga saat berpisah. Ini yang membuatnya viral di seantero negeri Amerika Serikat.

Kehidupan Mary seiring bertambah tahun makin tidak bahagia. Ia merasa bersalah dan rajin mengunjungi mereka di penjara. Selain rasa besalah dan pemberitaan media, Mary makin stres setelah ayahnya mengundurkan diri karena jatuhnya Tom Pendergast pada 13 April 1939. Lima bulan setelahnya, Henry McElroy meninggal dunia di usia 74 tahun.

Stres yang tidak kunjung usai membuat Mary McElroy mengakhiri hidupnya dengan menembakkan kepalanya sendiri dengan pistol. Ia meninggal pada 21 Januari 1940. Sebelum bunih diri, ia menuliskan catatan yang berisi "Keempat penculikku mungkin empat orang di dunia ini yang tidak menganggapku orang bodoh. Kalian kini sudah mendapatkan hukuman mati yang kalian mau (kematian Mary), jadi tolong, berilah mereka kesempatan,"***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: clevelandclinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah