Network
JURNAL SOREANG - Tidak sedikit orang yang gemar memakai kontak lensa lunak atau softlens. Sebagian orang menggunakan softlens sebagai atribut fashion.
Contohnya, jika ingin memiliki mata yang kebarat-baratan, maka yang dipakai adalah softlens berwarna biru dan hazel. Agar wajah dan penampilan lebih menarik, maka softlens bisa jadi solusi.
Softlens terbuat dari bahan dasar plastik dan membutuhkan air dalam jumah cukup. Cara memakai dan merawat pun tidak mudah, tidak boleh kotor, dan harus memperhatikan tanggal kedaluwarsanya.
Baca Juga: Kualifikasi Euro 2024 : Malta Diramal akan Dibantai Inggris 0-5, Harry Kane Trigol ?
Jika tidak, maka akan menimbulkan masalah pada mata, mulai dari mata merah, kering, gatal, penglihatan kabur, hingga ke masalah kebutaan.
Sayangnya pemilihan softlens yang buruk atau beredar softlens dengan kwalitas di bawah standar menimbulkan kasus-kasus mengerikan akibat penggunaan softlens.
Seperti contohnya kasus yang terjadi pada gadis asal Bermingham, Inggris bernama Jessica Greaney. Virus yang menyebar akibat softlens yang terkontaminasi atau tidak higienis, menggerogoti kornea matanya. Akibatnya dokter harus membedah mata gadis itu.
Selain Jessica Greaney, mahasiswi cantik bernama Ashley, nyaris kehilangan matanya setelah parasit Acanthamoeba mulai tumbuh didalam bola matanya. Ashley harus mendapat penanganan serius setelah lensa kontak yang dikenakannya dijangkiti parasit.
