Waspada! Lansia Rawan Terkena Cedera, Ini Penyebabnya Menurut Dokter Spesialis Olahraga

- 25 Desember 2022, 09:03 WIB
Ilustrasi lansia saat olahraga. Waspada lansia rentan kena cedera
Ilustrasi lansia saat olahraga. Waspada lansia rentan kena cedera /Yusup Supriatna /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG- Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Sport Medicine, Injury & Recovery Center) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, menyatakan, orang yang lanjut usia (lansia) harus waspada sebab rentan cedera.

Meskipun misalkan masih boleh melakukan olahraga favorit semasa muda oleh dokter, perlu diingat bahwa ketika memasuki usia lanjut, secara alami akan terjadi perubahan pada otot, tulang, dan sendi.

"Menurunnya kepadatan tulang menyebabkan risiko cedera tulang jadi lebih besar pada lansia," katanya dilansir dari Antara.

Baca Juga: Sudah Masuk Kelompok Lansia? Jangan Sembarang Berolahraga, Berikut 7 Olahraga yang Cocok untuk Lansia

Pada usia lanjut, proses pemulihan dan perbaikan sel mungkin tidak secepat sebelumnya.

"Belum lagi, adanya penurunan massa tulang dan otot, menipisnya struktur penunjang sendi, serta menurunnya kelenturan struktur tubuh rentan menyebabkan cedera olahraga," ujarnya.

Untuk itu, lansia harus berhati-hati saat olahraga untuk menghindari risiko cedera yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Alhamdulillah! Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Resmikan Pesantren di Griya Lansia Ciparay Bandung, Ini Harapannya

Andi menjelaskan, risiko cedera olahraga pada lansia meliputi patah tulang.

"Hal ini bisa terjadi ketika melakukan olahraga high impact atau terjadi cedera karena trauma, misalnya ketika jatuh dari sepeda," ucapnya.

Patah tulang sangat berisiko di usia lanjut karena kepadatan tulang menurun.

"Risiko cedera lainnya adalah low back pain yang disebabkan mengangkat benda terlalu berat atau posisi tubuh yang kurang tepat ketika berolahraga," katanya.

Baca Juga: Pesantren Lansia Upaya Pemenuhan Kebutuhan Ukhrowi bagi Para Sepuh

Adanya proses degeneratif pada bantalan tulang belakang dan riwayat saraf terjepit juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan ini.

"Selain itu, lansia juga berisiko mengalami rotator cuff, yakni robekan bantalan sendi bahu yang biasa terjadi pada orang yang kerap berolahraga golf atau yang banyak menggunakan sendi bahu dalam kegiatan sehari-hari," katanya.

Robekan pada struktur lutut juga bisa terjadi dan lebih berisiko pada lansia dengan berat badan berlebih.

"Cedera lutut, adanya robekan pada ligamen maupun meniskus yang menunjang kestabilan lutut, dapat terjadi ketika terlalu banyak naik turun tangga, mendarat dalam posisi yang kurang tepat setelah melompat, berputar terlalu cepat, maupun adanya beban yang diberikan secara tiba-tiba saat kedua kaki menapak tanah," katanya.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Olahraga yang Baik untuk Kesehatan Jantung Lansia Menurut Dokter, Salah Satunya Berdansa

Andi menjelaskan penanganan cedera olahraga yang membutuhkan tindakan operasi biasanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sports injury dan arthtroskopi.

Dokter akan menggunakan teknik minimal invasive dengan sayatan minimal, sehingga lansia dapat pulih lebih cepat dibandingkan dengan operasi konvensional.

"Setelah tindakan operatif dijalani, lakukan program recovery hingga tuntas, untuk meminimalisir risiko kekambuhan di kemudian hari," katanya.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Lansia Disarankan Tak Terlalu Sering Mandi, Ini Penyebabnya

Sementara itu, untuk menangani cedera yang tidak memerlukan operasi, serta upaya proses pemulihan pasca operasi, dokter spesialis kedokteran olahraga akan melakukan evaluasi untuk kemudian merancang program recovery yang sesuai dengan kondisi lansia.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah