Lisdayanti yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu mengatakan, depresi juga sering dialami oleh orang yang berusia 20-40 tahun.
Mereka tinggal di perkotaan dengan ciri-ciri memiliki kepribadian tertutup, mudah cemas, sensitif, tidak bisa melakukan sesuatu sendirian, mengalami isolasi sosial, dan tidak bekerja.
"Stresor juga, ini sifatnya tergantung persepsi orang tersebut terhadap stresor. Kalau dalam satu tahun banyak kejadian, tekanan, masalah, ini juga bisa jadi pencetus depresi, kemudian ekonomi juga bisa jadi pemicu," imbuhnya.
Adapun gejala depresi, kata Lisdayanti, meliputi afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang terjadi sekurang-kurangnya dalam kurun waktu dua minggu.
Baca Juga: Waspada! Bedakan Antara Sedih Biasa dengan Depresi, Berikut Hal yang Jarang Disadari Penderitanya
Gejala lain orang yang mengalami depresi adalah kurang konsentrasi, kurang percaya diri, merasa bersalah dan tidak berguna.
Ciri lainnya pandangan masa depan yang suram, gangguan tidur, nafsu makan berkurang, dan memiliki pemikiran untuk membahayakan diri, bahkan bunuh diri.
Lisdayanti yang berpraktik di RSKD Duren Sawit itu mengatakan, secara global, kasus depresi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Harus Tahu! Berikut 8 Jenis Gangguan Depresi dan Cara Mengobatinya, Agar Bisa Menghindarinya
Untuk itu, perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk meminimalkan kasus depresi.