Sebuah studi dalam Journal of Affective Disorders menyatakan 2.800 orang usia paruh baya dan lanjut usia yang mengonsumsi folat paling banyak memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala depresi daripada.
Penelitian lain dari University of Otago di Selandia Baru menemukan bahwa mahasiswa cenderung merasa lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih energik pada hari-hari mereka makan lebih banyak buah dan sayuran.
2. oatmeal
Penelitian dari Massachusetts Institute of Technology menyatakan karbohidrat dapat membantu otak memproduksi serotonin, zat yang dikeluarkan otak yang serupa dengan antidepresan.
Namun, alih-alih mengonsumsi karbohidrat yang kaya akan glukosa, cobalah untuk menggantinya dengan karbohidrat kompleks seperti oatmeal.
"Stres dapat memicu peningkatan kadar gula dalam darah, jadi karbohidrat komplek seperti oatmeal tidak akan menambah tinggi kadar gula darah yang sudah dipicu oleh stres," ujar Mangieri.
3. yogurt
Bakteri dalam saluran pencernaan rupanya memiliki kontribusi dalam tingginya kadar stres seseorang.
Penelitian menunjukkan bahwa otak dan usus dapat berkomunikasi melalui hormon dan enzim. Ini yang menjadi pemicu gejala penyakit lambung ketika seseorang mengalami stres.
Studi yang dilakukan di University of California Los Angeles kepada 36 perempuan sehat membuktikan konsumsi probiotik yang terdapat di dalam yogurt setiap hari, dapat mengurangi aktivitas otak yang mengatur emosi sekaligus stres.