Jangan Dulu Menikah! Kalau Belum Siap Secara Psikologis, Ini Penjelasannya

13 Februari 2023, 10:11 WIB
Ilustrasi jalan jalan sekeluarga, Jangan Dulu Menikah! Kalau Belum Siap Secara Psikologis, Ini Penjelasannya /Pixabay

JURNAL SOREANG - Siap menikah bukan berarti siap untuk menjadi orang tua. Kita memerlukan pengetahuan tentang mempersiapkan emosi psikologis untuk menjalani suatu pernikahan.

Apa saja kriteria kesiapan menikah secara psikologis itu? Simak penjelasan berikut.

1. Menyadari perilaku-perilaku yang dapat melanggar hukum

Usahakan mampu untuk mengelola diri sendiri agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat melanggar hukum.

Baca Juga: Setelah Tank, Presiden Zelenskyy Meminta Sekutu untuk Mengirimkan Jet Tempur dalam Kunjungannya ke Inggris

Jika aturan-aturan hukum saja dilanggar, bagaimana dengan aturan-aturan di rumah tangga?

2. Sadar dan aktif dalam melakukan usaha untuk meningkatkan kapasitas diri dalam mengelola rumah tangga

Meningkatkan kapasitas diri dapat dilakukan dengan cara belajar untuk mengelola keuangan rumah tangga, belajar mengasuh anak dan merawat anak.

Nelajar untuk mampu memenuhi kebutuhan finansial diri sendiri dan/atau keluarga, serta belajar untuk mampu melindungi diri sendiri dan keluarga.

Baca Juga: Cocok untuk Kumpul Keluarga! Berikut 5 Rekomendasi Resto Sunda di Bekasi

3. Bersiap dan berlatih untuk transisi peran

Berlatih untuk transisi peran dapat dilakukan dengan cara memiliki pekerjaan untuk jangka waktu yang panjang.

Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kita sudah mandiri secara finansial, sehingga tidak lagi memerlukan bantuan orang tua dalam hal keuangan.

4. Meningkatkan kapasitas internal diri

Kapasitas internal diri dapat ditingkatkan dengan cara mampu mendengarkan orang lain secara empatik serta menghargai dan menghormati orang lain ketika dipertemukan suatu perbedaan.

Baca Juga: Tes IQ: Ungkap Sisi Baik dan Buruk dalam Diri Anda Melalui Gadis yang Disukai!

Kita juga bisa meningkatkan kapasitas internal diri dengan mampu mengontrol dan mengekspresikan emosi atau perilaku agresif di dalam suatu kelompok atau relasi yang dekat.

Selain itu, kapasitas internal diri juga dapat ditingkatkan dengan mampu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari perilaku dan keputusan yang dipilih..

5. Meningkatkan kapasitas intrapersonal diri

Kapasitas intrapersonal diri meningkat ketika kita sudah mampu mengatasi tantangan-tantangan yang dialami, misalnya mampu/mengetahui cara untuk memproses pengalaman negatif dalam keluarga.

Baca Juga: Kamu Sering Ngomong Sendiri Depan Cermin? Ternyata Ada Manfaatnya lho

Selain itu, kita perlu mengelola cara berpikir dan cara pandang hidup yang positif.

Dengan begitu, kita mampu untuk belajar mengelola emosi yang baik, misalnya tidak egois dan mengutamakan dan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

Merupakan hal yang sangat wajar ketika masih remaja kita hanya fokus pada kehidupan pribadi seperti membuat cita-cita dan tujuan hidup sendiri.

Baca Juga: Song Hye Kyo Nomer 6! Top 15 Aktris Korea Paling Tajir Melintir Didunia Tahun 2023, Gajinya Wow Banget?

Dengan begitu kita mampu mengenali diri sendiri dengan baik karena masa pengenalan diri sendiri di saat remaja menuju dewasa awal, tidak akan pernah terulang kembali.

Namun, jika kita belum bisa mengenali diri sendiri secara lebih dalam, kemungkinan kita akan mengalami kesulitan untuk mengurus dan memikirkan orang lain (keluarga atau anak-anak).***

Editor: Rustandi

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler