Bahaya Gas Air Mata Terhadap Mata dan Kulit Manusia ini Jarang Diketahui, Berikut Dampak Buruknya

3 Oktober 2022, 16:49 WIB
Fakta di balik Gas Air Mata, Tragedi Kanjuruhan /@antarafoto

JURNAL SOREANG - Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Dede Nasrullah menjelaskan, bahaya gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.

Dede Nasrullah mengatakan, gas air mata mengandung tiga kelompok bahan kimia, salah satunya yang sering digunakan yaitu chloroacetophenone, disingkat CN dan chlorobenzylidenemalononitrile, disingkat CS.

“Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit,” kata Dede yang juga dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya, dikutip dari ANTARA, Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Cetak Hattrick Erling Haaland Menyamai Rekor Cristiano Ronaldo Hanya dengan 8 Pertandingan

Menurut dia, senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.

"Senyawa CS ini berhubungan dengan reseptor saraf yang bisa menimbulkan rasa sakit, ketika gas air mata terkena kulit terutama di wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan perih," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, mengalami beberapa nyeri gas air mata juga bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur.

Gejala lain yang berhubungan dengan pernapasan mungkin dialami, seperti kesulitan bernapas, batuk, mual dan muntah.

Baca Juga: Kisah Pilu Ibu yang Kehilangan Anaknya saat Kerusuhan Tragedi Kanjuhuran Malang, Izin Terakhir Nonton Arema

Dede menjelaskan, hal pertama yang dapat dilakukan saat terkena gas air mata adalah dengan menyiram area tersebut dengan air bersih yang mengalir, karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi.

"Kedua, tutup hidung, mata, dan mulut dengan rapat dengan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut," ujarnya.

Ketiga, segera ganti pakaian yang telah terkontaminasi dan jangan menyentuh atau menyentuh bagian tubuh.

"Keempat, segera menjauh dari area yang terkena gas air mata. Terakhir, cari bantuan medis, jika masih ada efek dari gas air mata 20 menit kemudian atau jika mengalami sesak napas, segera cari bantuan medis," kata Dede.

Baca Juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Pedagang Dawet, Bukan Gas Air Mata Pemicunya? Ini Kesaksiannya Secara Rinci

Sementara itu, terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, Dede menilai pengamanan dengan penggunaan gas air mata merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi dampak gas air mata di stadion sangat ramai dan tidak kondusif, pihak berwenang harus bisa mengambil langkah pengamanan lainnya.

“Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, agar sepak bola di Indonesia lebih baik lagi dan tidak ada kejadian serupa, karena pada hakekatnya hidup harus diprioritaskan di atas segalanya,” ujarnya.

Diketahui, kerusuhan terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober malam.

Baca Juga: NasDem Usung Anies Baswedan Jadi Capres 2024, Ridwan Kamil Mengaku Senang dan Bahagia: Berikut Alasannya

Kerusuhan bermula saat ribuan suporter Aremania berhamburan ke lapangan usai Arema FC kalah.

Kerusuhan semakin besar dengan dilemparnya sejumlah suar, termasuk benda-benda lainnya. ***

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler