JURNAL SOREANG - Harga minyak dunia terus merangkak naik dengan perkiraan permintaan global yang semakin tinggi dan pengetatan pasokan. Badan Energi Internasional (IEA) merilis proyeksi rekor permintaan global dimana menghasilkan kenaikan harga minyak untuk minggu ketujuh berturut-turut, menciptakan rekor terpanjang sejak tahun 2022.
Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman bulan Oktober naik sebanyak 41 sen atau 0,5 persen, mencapai harga 86,81 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan September naik 37 sen atau 0,5 persen menjadi ditutup pada 83,19 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
IEA memproyeksikan bahwa permintaan minyak global mencapai rekor sebesar 103 juta barel per hari pada bulan Juni lalu dan diperkirakan akan mencapai puncak baru pada bulan ini.
Faktor ini tentunya memberikan dorongan signifikan terhadap kenaikan harga minyak dalam beberapa waktu terakhir.
Langkah penurunan produksi minyak dari dua produsen besar, Arab Saudi dan Rusia, turut berkontribusi dalam menurunkan persediaan minyak dunia selama sisa tahun 2023.
IEA bahkan memprediksi bahwa tindakan ini akan memicu kenaikan harga minyak lebih lanjut.