Network
JURNAL SOREANG - Maraknya kasus robot perdagangan ilegal telah menarik perhatian berbagai kalangan.
Pemerintah, khususnya Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), berjanji akan segera membuat regulasi khusus untuk robot trading.
Keuntungannya jika robot trading nantinya memiliki regulasi yang jelas, diharapkan mekanisme penjualan dan pemasaran lebih jelas mengenai pajak yang dikenakan pada setiap penjualan robot trading.
“Ketika ada regulasi dari pemerintah sebagai regulator dan memelihara produsen atau penyedia robot trading tentunya akan semakin meningkatkan ekosistem robot trading di Indonesia,” ujar CEO dan Founder Astronacci International Gema Goeyardi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 Juni 2022.
Baca Juga: WOW! Eks Pemain Persib Ardi Idrus dan Hariono Kembali ke Bandung, Ini Alasannya
Namun, menurut Gema, yang harus menjadi fokus adalah mekanisme kerja robot, serta sistem keuangan yang ada pada robot. Sebab, kata dia, robot trading sering dijadikan platform untuk melakukan penipuan investasi berupa penyetoran dana dan investor tidak memiliki kuasa atas uang yang mereka investasikan.
“Tentunya jika ada regulasi yang tepat, baik dari sisi sistem kerja robot maupun aturan investasi yang baik dan benar akan sangat membantu investor untuk berinvestasi dengan tenang dan nyaman,” lanjut pakar ekonomi digital ini.
Lalu bagaimana membedakan robot trading asli dengan yang palsu? Gema menjelaskan bahwa robot trading merupakan bagian dari otomatisasi manajemen trading, dimana ini merupakan salah satu ilmu yang diatur atau dicatat dan menjadi acuan saat kita mengambil sertifikasi teknis dalam analisis dunia.
Pada dasarnya robot trading akan disempurnakan oleh manusia yang berimprovisasi melalui mekanisme trading yang lebih disiplin dibandingkan algoritma atau formula yang digunakan saat melakukan analisa pada umumnya sehingga menjadi otomatis dan dapat digunakan oleh trader lain untuk kebutuhan tradingnya.
