Kedaulatan Pangan di Indonesia yang Masih Jadi Mimpi dari Dulu Sampai Pada Era Jokowi, Ada Masalah Apa?

- 21 Maret 2022, 13:26 WIB
Meski Indonesia negara agraris tapi sampai kini kedaulatan pangan masih belum terwujud
Meski Indonesia negara agraris tapi sampai kini kedaulatan pangan masih belum terwujud /Dewi Rahmayanti/

"Fakta-fakta ini juga disampaikan oleh rektor IPB Prof. Arif Satria bahwa banyak yang perlu dibenahi dalam kebijakan kedaulatan pangan di Indonesia," katanya.
 
Kedua, Indonesia hingga saat ini masih menggantungkan sebagian besar pemenuhan kebutuhan pangan melalui Impor.

Baca Juga: Harga Pangan dan Energi Naik Jelang Puasa, Harus Ada Satgas Khusus, Ini Maksudnya

"Beberapa contoh impor komoditas pertanian seperti gula, gandum, kedelai, daging sapi, garam dan lain-lain justru mencapai fase yang sangat buruk pada era Presiden Jokowi," katanya.

 Pada periode Januari hingga Oktober tahun 2021 indonesia sudah mengimpor gula mentah/raw sugar (HS 17011400) kurang lebih sebanyak 4,72 juta ton.

Selama periode 2018-2020, rata-rata pertumbuhan volume impor gula mentah adalah 8,61% per tahun. Sebagai informasi bahwa impor gula tahun 2010-2014 hanya rata-rata 199.953 ton/tahun sedangkan pada periode 2015-2020 mencapai rata-rata 4,5 juta ton/tahun.

Baca Juga: Urai Kemelut Harga Pangan yang Harganya Naik, DPR agar Segera Bentuk Pansus Pangan

Lalu Impor garam yang sejak lama masih menjadi momok yang belum terselesaikan. Pada tahun 2021 Indonesia mengimpor kurang lebih 3 juta ton garam dari berbagai negara seperti Australia dan India.

"Dengan panjang pantai mencapai 91.000 km, luas lautan 5,8 km2 tidak seterta merta menjadikan indonesia sebagai produsen utama garam dunia, bahkan menurut data BPS lebih dari 70% penyediaan garam nasional khususnya untuk industri masih ditopang oleh impor," katanya 

Selanjutnya adalah Impor beras. Meskipun presiden jokowi pernah beberapa kali mengutarakan bahwa indonesia dalam 3 tahun terakhir sudah tidak mengimpor beras namun faktanya menurut data BPS hingga tahun 2021 beras impor masih terus berdatangan.***

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah