Baca Juga: China Berhasil Salip Amerika Serikat Sebagai Negara Terkaya di Dunia, Kok Bisa?
Kios sedergana orang tuanya bernama Sumber Bahagia, yang awalnya hanya fokus menjual bahan makanan.
Kemudian ia melihat peluang dari menjual rokok, karena menurutnya, rokok selalu laku dan banyak peminatnya.
Ternyata Djoko benar, dari situ bisnisnya mulai bertumbuh dengan cepat serta membuat para perokok, pengusaha grosir serta pengecer menjadi pelanggan tetapnya.
Namun, pada tahun 1976 Djoko pernah terpuruk karena terjadi kebakaran di Pasar Arjuna. Tetapi ia segera bangkit dan mulai berjualan kembali.
Ketika bisnisnya terus bertumbuh, kiosnya ini menarik perhatian Putera Sampoerna, pemilik perusahaan rokok tembakau dan cengkeh terbesar di Indonesia saat itu.
Setelah bertemu pada awal 1980, mereka bersepakat pada 1985 untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta.
Berkat kemampuan Djoko dalam berbisnis, PT. Sampoerna berhasil menduduki peringkat kedua setelah Gudang Garam.
Karena hal itu pula lah, Djoko Susanto dijuluki sebagai ‘Dewa Rokok’.