Stop Tutup Lubang Gali Lubang agar Bebas Utang! ini Cara Benar

- 13 September 2021, 10:25 WIB
Ilustrasi utang  yang semakin tumbuh dan  meningkat. Ini cara lunasi utang yang benar
Ilustrasi utang yang semakin tumbuh dan meningkat. Ini cara lunasi utang yang benar /Pixabay/Nattanan23

JURNAL SOREANG- Di masa sulit seperti saat pandemi ini, banyak orang melakukan tutup lubang gali lubang. Tujuan orang melakukannya adalah agar bebas dari lilitan utang.

Sayangnya, antara harapan dan kenyataan tidak relevan. Para pelaku tutup lubang gali lubang itu tetap saja hidup dalam lilitan utang.

“Tutup lubang ganti lubang hanya memberikan kelegaan sesaat,” kata Master Polarity Therapy, Yohannes Steve Tauran, saat dihubungi, Senin, 13 September 2021.

“Leganya yaitu saat dapat menutup lubang utang saja. Waktu menggali utang baru ya jadi masalah baru,” jelasnya.

Baca Juga: Utang Perusahaan Pengguna Kawasan Hutan kepada Pemerintah Capai Rp2,643 Triliun, Ketua Komisi IV DPR RI:Segel!

Karena itu Steve ingin membagikan cara jitu mengatasi utang tanpa harus menggali lubang utang lagi.

Caranya, ujar Steve, bangun solidaritas di dalam keluarga atau komunitas. Misal, Si Anu terjerat utang Rp 10 juta. Bagikan beban utang itu kepada seluruh anggota keluarga.

Jika ternyata keluarga besar kita beranggotakan 100 orang, maka dengan per orang menyumbang Rp 100 ribu, utang Si Anu akan beres.

“Kawan saya mengalami hal itu,” kata Steve seraya mengisahkan pengalaman temannya.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Utang Tommy Soeharto Kecil dan Uang Rakyat Rp111 Triliun Harus Dikembalikan

Kisahnya, Lydia tertipu dalam sebuah bisnis bersama temannya. Gara-gara tertipu itu Lydia harus memikul beban utang Rp 100 juta.

Lydia memberanikan diri berbagi beban kepada seluruh anggota keluarga besarnya. Alhamdulillah, kurang dari seminggu, utang Lydia beres.

Dengan cara itu, kata Steve, Lydia tenang, saudara-saudara yang menyumbangnya pun ikut senang. Pokoknya semua jadi hepi.

Hebatnya lagi, kata Steve, cara itu membebaskan kita dari praktek riba.

Baca Juga: BNPB Belum Bayar Utang Triliunan Padahal Sudah Diperingatkan DPR, Komisi VIII:Masukan Kami Didengar atau Tidak

Namun Steve mengakui bahwa membangun rasa solidaritas dalam keluarga, jamaah, atau komunitas itu tidak gampang.

Padahal, yang namanya keluarga, jamaah atau komunitas, itu seharusnya terbangun oleh karena satu sama lain anggota di dalamnya sepakat untuk saling peduli dan saling membantu.

Maka, Steve mengkritisi, keluarga, jamaah atau komunitas yang tidak memiliki rasa solidaritas, sama dengan keluarga, jamaah atau komunitas yang mati. ***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah