“Saya sadari bahwa peserta didik saat ini yang tidak dimiliki dan tidak diajarkan adalah _agility_ yaitu kemampuan untuk menahan tekanan dan capacity yaitu keluasan hati bukan skills,” ujar Ary.
Ary mengatakan, terdapat lima agility yang harus dimiliki para peserta didik saat ini. Pertama, change agility dengan peserta didik harus mampu menghadapi perubahan termasuk tekanan saat pandemi yang sedang dialami.
Baca Juga: Minimnya Jumlah Wirausaha Sehingga Anggota DPR Asal Sumatera Barat Kembangkan Program Ini
Kedua, mental agility yaitu mental peserta didik yang tahan banting.
Ketiga, people agility yaitu kemampuan untuk bernegosiasi dengan orang yang datang dengan berbagai sudut cara pandang dan berbagai kultur.
Keempat, learning agility karena hari ini belajar A, tiba-tiba ilmu yang diajari tidak bisa dimanfaatkan dan harus mau belajar lagi.
Kelima, _result agility_ yaitu memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pada kondisi apapun. Ia pun menambahkan, terdapat tujuh aturan untuk menjadi pengusaha, yakni tetapkan tujuan dan jumlah, tetapkan yang bisa diberikan demi tujuan, tetapkan tanggal target, buat rencana, tulis semuanya, baca keras-keras, dan doa.
Baca Juga: Kesejahteraan Belum Baik Sebab Banyak Guru Digaji Rp 500 Ribu, Pergunu Bekali Guru dengan Wirausaha
Ary berharap, para guru dan dosen pendidikan vokasi mempunyai ilmu coaching agar dapat mendidik dengan cara terbaik. “Guru harus berubah cara berpikir. Selain itu, orang tua juga harus dibekali ilmu coaching,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto mengatakan program PKW telah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMK, serta _platform digital.