Waduh, Sektor Pertanian yang Strategis Malah Minim Dukungan Anggaran Pemerintah

25 Januari 2022, 06:01 WIB
Ilustrasi petani. Sektor strategis ini malah minim anggaran pemerintah /Unsplash.com/defika henderi.

JURNAL SOREANG- Pembangunan Pertanian menunjukkan sektor ini  memang selalu tumbuh positif selama pandemi.

Namun  pertumbuhannya masih di bawah kisaran 3,3 persen setahun sehingga sebagai evaluasi harus ada fokus dukungan anggaran untuk peningkatan produksi Pertanian dan terus memberikan nilai tambah pada hasil produk Pertanian nasional agar memiliki daya saing internasional.

Hal ini diutarakan wakil rakyat asal NTB, Johan Rosihan,  Senin 25 Januari 2022.

Dia mengungkapkan sejak tahun 2015 sampai tahun ini anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) selalu turun dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Keren, Masjid Digerakkan untuk Pengembangan Pertanian Kerja Sama Tiga Pihak, Dimulai dari Kabupaten Bandung

"Saya mempertanyakan hal ini karena negara kita adalah negara agraris dan bahkan pemerintah selalu menyatakan bahwa harus dilakukan penguatan pembangunan sektor Pertanian guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi anehnya kebijakan anggaran Pertanian sangat lemah untuk peningkatan produksi komoditas strategis," kata Johan.

Data menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sektor Pertanian dibuat pemerintah dalam kisaran 3,3 sampai - 4,27 persen,  namun kenyataannya hanya mampu tumbuh 2,95 persen  pada triwulan 1 tahun 2021 dan pada triwulan III tahun 2021 pertanian hanya mampu tumbuh sebesar 1,35 persen. 

"Pencapaian ekspor Pertanian dan serapan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang cukup menggembirakan pada tahun 2021 lalu, namun   ada beberapa catatan yang mesti diperhatikan pemerintah," katanya.

Baca Juga: Bermodal Hasil Pertanian dan Peternakan, Desa Cilengkrang Bidik Sektor Desa Wisata dan Edukasi

Catatan perlu diperhatikan pemrintah yakni Ekspor Pertanian masih didominasi oleh subsector perkebunan, maka ke depan mesti ada peningkatan nilai ekspor pada subsector tanaman pangan, hortikultura dan peternakan untuk meningkatkan neraca perdagangan Pertanian nasional.

Selain itu, wakil rakyat dari dapil NTB ini juga mempertanyakan target produksi komoditas kedelai yang hanya 0,2 juta ton,  padahal rata-rata kebutuhan kedelai dalam negeri berkisar 2-3 juta ton per tahun.

"Ini artinya pemerintah terus berencana impor kedelai setiap tahun tanpa ada upaya untuk swasembada. Janji Mentan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam dua kali masa tanam akan terus ditagih rakyat", tandas Johan.

Baca Juga: Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah Jangan Terjebak Proyek Sesaat Petani Milenial

 Target produksi daging sapi/kerbau tahun 2022 hanya sebesar 444,55 ribu ton,  padahal kebutuhan daging terus meningkat setiap tahun.

"Diperkirakan konsumsi per kapita pada 2022 mencapai 2,57 per kg/kapita per tahun sehingga kebutuhan daging secara nasional mencapai 706.388 ton per tahun.Saya tegaskan Kementan mesti berupaya menghentikan ketergantungan impor daging dengan menggenjot produksi lokal demi kemandirian pangan nasional," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler