Garuda di Ambang Bangkrut, Inilah Langkah yang Dinilai Dapat Menyelamatkan Bisnisnya, Apa Saja?

24 Desember 2021, 17:31 WIB
Foto : Citilink, anak perusahaan Garuda Indonesia yang sukses mengembangkan bisnis di bidang kargo/ youtube Dr. Indrawan Nugroho Dosa Masa Lalu Garuda dan Masa Depan Penerbangan /

JURNAL SOREANG – Maskapai kebanggaan Indonesia, Garuda Indonesia berpotensi dinyatakan bangkrut.

Salah satu penyebab yang diduga sebagai sumber kebangkrutan Garuda Indonesia adalah Biaya sewa Pesawat Garuda yang lebih mahal dari rata-rata global.

Biaya sewa pesawat Garuda Indonesia empat kali lebih mahal dari rata-rata global.

Mengutip data Bloomberg porsi sewa pesawat dibandingkan pendapatan Garuda itu mencapai 24,3 persen.

Baca Juga: KPK Tahan Mantan Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia

Jumlah itu jauh diatas rata-rata maskapai di negara lain yang berkisar hanya 5-8 sen saja.

Oknum pimpinan Garuda saat itu senang membuka rute penerbangan ke luar negeri walaupun tidak menguntungkan.

Hal ini mengakibatkan Garuda Indonesia punya jenis pesawat paling banyak di dunia dengan biaya sewa pesawat yang juga paling mahal di dunia.

Dugaan korupsi dalam tubuh Garuda itu sudah ada dan dilaporkan sejak tahun 2005.

Baca Juga: Sebanyak 33 Ton Manggis Diekspor Dari Padang ke Guangzhou, China Menggunakan Garuda

Emirsyah Satar, mantan direktur utama Garuda Indonesia dan hadinoto soedigno yaitu teknik dan pengelolaan armada Garuda masing-masing dihukum delapan tahun penjara

dalam kasus korupsi dan pencucian uang pembelian pesawat hingga pemeliharaan pesawat di perusahaan plat merah tersebut.

Berikut ini Langkah yang dinilai dapat menyelamatkan bisnis Garuda Indonesia

1. Potong biaya operasional semaksimal mungkin.

Garuda telah merumahkan karyawan dan melakukan pemotongan gaji sejak pertengahan tahun 2020 juga menawarkan program pensiun Dini pada karyawannya.

Selain itu Garuda juga memangkas 50% Armada pesawatnya.

Baca Juga: Waduh! HP Vivo Dilarang Kirim Lewat Maskapai Garuda Indonesia

2. Restrukturisasi hutang direktur utama Garuda Indonesia

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengajukan proposal kepada para restore yang terdiri atas tiga bagian:

- pertama mengurangi jumlah utang secara signifikan.

- kedua selama traffic penerbangan belum normal Garuda hanya membayar sewa bila pesawat digunakan.

- ketiga Garuda akan membayar biaya sewa pesawat sesuai harga pasar ketika traffic sudah kembali normal.

Baca Juga: Gandeng Garuda, KONI Pastikan Penerbangan Kontingen PON XX Papua Aman dan Terjadwal

Namun demikian koordinator Serikat karyawan Garuda Indonesia, Tommy Tampati mengkhawatirkan bahwa fokus Garuda pada rekayasa keuangan dan restrukturisasi hutang itu justru menjauhkan Garuda dari akar masalah yang sebenarnya.

Tommy Tampati menilai Garuda bermasalah secara fundamental dalam hal ketepatan memilih alat produksi, pemilihan penerbangan dan juga ketepatan People, Proses, Teknologi.

3. Desain Model Bisnis Baru

Aksi penyelamatan Garuda yang ketiga adalah desain model bisnis baru Garuda.

Irfan Setiaputra mengatakan bahwa Garuda telah memiliki rencana bisnis model baru untuk Tahun 2022 hingga 2026 dengan bertransformasi menjadi new Garuda Airlines.

Baca Juga: Duh Garuda Indonesia, Utangnya Tembus Lebih Rp 103 T! Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Ia mengatakan nantinya kehadiran perusahaan ini akan lebih simple, lebih menguntungkan dan efisien.

Jumlah pesawat yang beroperasi, tipe pesawat yang digunakan, serta rute yang dilayani akan sangat berkurang dibandingkan yang Garuda miliki sekarang.***

 

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube Indrawan Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler