Selama menjalani isolasi, kata Somantri, warga yang bersangkutan diberi fasilitas mulai dari makan-minum hingga kebutuhan pribadi lain. Selain itu, kebutuhan hidup anggota keluarga mereka yang lain juga ditanggung oleh pemerintah desa.
Meskipun demikian, isolasi tidak berlangsung lama karena warga tersebut ternyata dinyatakan negatif setelah menjalani tes dari tim gugus tugas. Namun hingga saat ini, rumah tersebut tetap disiagakan sebagai tempat khusus isolasi sebagai bentuk kesiapsiagaan Desa Tenjolaya yang kini mendapat predikat Desa Tangguh Covid-19.
Baca Juga: BUMN Sering Dapat Penyertaan Modal Pemerintah, tapi Kok Masih Melempem
Kesiapsiagaan tersebut memang terbukti cukup efektif, karena hingga saat ini tidak ada satu pun warga Desa Tenjolaya yang terindikasi Covid-19. Jangankan positif berdasarkan tes usap, yang reaktif terhadap rapid test pun nihil.
Hal itu, kata Somantri, didukung juga oleh pemeriksaan di pos khusus terhadap pendatang terutama dari luar kota. Selain itu, kampanye tentang pentingnya menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun hingga penggunaan masker yang gencar pun turut andil dalam pencegahan Covid-19 di desa ini.
Berdasarkan pengamatan "Jurnal Soreang", di sejumlah titik desa ini memang terlihat sejumlah spanduk besar yang bertuliskan imbauan kepada masyarakat untuk selalu masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Selain itu, fasilitas wastafel portabel pun disediakan di sejumlah titik serta ribuan hand sanitizer dan masker pun telah dibagikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Ditemukan Molekul Unik Di Bulan Terbesar Planet Saturnus, Titan
Terkait dampak ekonomi, Somantri mengaku bahwa warga desanya yang terdampak sebenarnya tidak terlalu besar karena sebagian besar berprofesi di sektor pertanian yang terus bisa berjalan. Namun demi menghindari kecemburuan sosial akibat tidak meratanya bantuan dari pemerintah pusat hingga kabupaten, ia mengaku telah menggandeng para dermawan yang hingga saat ini sudah menyalurkan ribuan paket sembako bagi warganya yang memang berpenghasilan pas-pasan.***