UMKM Harra Snack Pertahankan Produk di Masa Pandemi Covid-19, Ini Inovasi yang Diterapkannya

- 28 Januari 2021, 19:52 WIB
Kemas Produk, pegawai UMKM Harra Snack saat mengkemas produksi baru hasil inovasi yang diciptakan untuk bertahan masa pandemi Covid-19.
Kemas Produk, pegawai UMKM Harra Snack saat mengkemas produksi baru hasil inovasi yang diciptakan untuk bertahan masa pandemi Covid-19. /Jurnal Soreang/Sok.UMKM Harra Snack
JURNAL SOREANG - Masa pandemi Covid-19 saat ini, ribuan UMKM di Kabupaten Bandung mengalami kesulitan yang berimbas pada pemasukan omset karena angka penjualan menurun.
 
Situasi seperti ini tentunya sangat sulit dihadapi oleh para pemilik UMKM. Namun, apabila doa dan ikhtiar terus dilakukan, bukan tidak mungkin kondisinya akan membaik.
 
Salah satu bentuk ikhtiarnya adalah dengan terus berinovasi serta menerapkan strategi pemasaran yang tepat, seperti yang dilakukan pemilik UMKM Harra Snack.
 
 
"Di masa pandemi ini, kami membuat terobosan inovasi baru. Di antaranya membuat produk baru, harga murah, dan terjangkau," kata Hani Handtiyani pemilik UMKM Harra Snack kepada Jurnal Soreang, Kamis 28 Januari 2021.
 
Selain membuat produk baru, kata Hani, Tentunya juga dibarengi dengan strategi pemasaran yang jitu.
 
Hani mengakui, dirinya harus melek teknologi di era digital seperti sekarang. Sebab saat ini banyak konsumen membeli produk melalui berbagai platform media sosial, baik facebook, instagram, twitter dan aplikasi medsos lainnya.
 
 
Oleh karena itu, ia merubah strategi pemasaran menjadi daring (online). Dan terbukti, hasil penjualan produknya mengalami kenaikan.
 
"Alhamdulillah, dengan terobosan baru dan pemasaran secara online, pemasaran dan pendapatan mulai mengalami kenaikan," jelasnya.
 
Menurut Hani, usaha yang digelutinya sejak 2011 ini berlokasi di Kampung Sukamahi RT03/06, Desa Sagaracipta, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
 
 
Pada awalnya, UMKM Harra Snack memproduksi berbagai macam kudapan tradisional seperti keripik, ranginang, makanan ringan, sasagon, akar kelapa, keripik mustopa, gorengan, kue, haremis, sistik, saroja, nasi tumpeng, elod, jalabria, ugimat, cimol, cilok goang, kicimpring, dan lain sebagainya. 
 
"Pada tahun 2020, mencoba membuat sambal terasi dengan menggunakan kemasan botol. Alhamdulillah konsumen mulai tertarik dengan produk baru ini," akunya.
 
Kini, varian produk sambalnya bukan hanya varian sambal terasi saja. Pihaknya kembali mencoba terobosan varian baru seperti sambal ijo, sambal ikan, sambal ikan cumi, sambal ikan jambal, dan banyak lagi varian lainnya.
 
 
Hani menjelaskan, untuk pemasaran berupa COD (Cash on Delivery) baru bisa di wilayah Bandung Raya saja. "Untuk pemesanan di luar Bandung, dikirim melalui paket. Barang yang dijual mampu bertahan sampai seminggu lamanya," imbuhnya. 
 
Hani menceritakan, sebelumnya di awal-awal masa pandemi, usaha yang digelutinya terasa mulai mengalami penurunan. Ditambah lagi dengan harga bahan baku yg terus mengalami kenaikan, membuat kondisi semakin sulit untuknya.
 
Awalnya, lanjut Hani, usahanya sedikit goncang menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi. Namun, semangatnya kembali muncul ketika terpikir inovasi produk baru, yakni sambal terasi botolan.
 
 
Di tengah kondisi yang terjadi saat ini, pihaknya mengajak kepada rekan-rekan UMKM untuk jangan pantang menyerah.
 
"Terus berinovasi, terus berkarya. Tawarkan produk kita ke keluarga, tetangga, kerabat, dan iklankan di media sosial. Insyaa Allah, perjuangan yang kuat akan dibarengi dengan hasil yang baik," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x