RSU KPBS, Rumah Sakit Pertama Di Indonesia Milik Koperasi

Sam
16 Oktober 2020, 17:45 WIB
Bupati Bandung Dadang M Naser meninjau sejumlah fasilitas di ruangan pasien di Rumah Sakit Umum Koperasi Peternakan Bandung Selatan (RSU KPBS) saat peresmiannya di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jumat, 16 Oktober 2020. Bupati mengakui bahwa ruamh sakit tersebut merupakan rumah sakit pertama di Indonesia milik koperasi. /ADE MAMAD SAM/"PR"/Sam

JURNAL SOREANG - Bupati Bandung Dadang M Naser secara resmi membuka rumah sakit Umum milik Koperasi Peternakan Bandung Selatan (RSU KPBS) di Pangalengan, Jumat, 16 Oktober 2020. Diakui Dadang, bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit milik Koperasi pertama di Indonesia, hal itu bukan tanpa alasan, karena menurut sepengetahuannya di Indonesia belum ada koperasi mana pun yang mempunyai rumah sakit sendiri yang diperuntukan untuk pelayanan kesehatan masyarakat umum.

"Memang awalnya rumah sakit ini merupakan rintisan dari klinik, yang ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C dengan fasilitas yang lengkap." kata Dadang.

Dengan hadirnya RSU KPBS, Bupati berharap layanan kesehatan bagi masyarakat lebih ditingkatkan, terutama bagi masyarakat pelosok di perbatasan.

Baca Juga: Siap-siap Ikutan, Pemkab Bandung Akan Gelar Sayembara Nama RSUD Soreang

"Mudah-mudahan dengan hadirnya RSU KPBS ini, layanan kesehatan bagi masyarakat di pelosok dan perbatasan termasuk Kabupaten Garut bagian selatan, bisa terlayani dengan maksimal." harap Dadang.

Bahkan Dadang sangat mengapresiasi dengan berdirinya rumah sakit ini, juga dipersiapkan untuk pasien yang terpapar Covid-19.

"Tadi saya tanya kepada pengelola, rumah sakit ini sudah mempersiapkan pelayanan untuk warga yang terpapar Covid-19. Bahkan ada empat ruangan yang dipersiapkan untuk pasien yang terpapar." jelas Dadang.

Baca Juga: Warga Sudah Lelah dan Jenuh Hadapi Pandemi. Sabar dan Ikhtiar Obatnya

Sementara itu, harapan Dadang lainnya yaitu dengan adanya RSU KPBS menjadi pemicu bagi daerah lain, yang notabene rumah sakit bukan milik pemerintah.

"Sementara ini Pemerintah Kabupaten Bandung baru bisa mempunyai 62 rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, apabila ada inovasi seperti ini pasti kita respon, karena rumah sakit nanti bekerjasama dengan BPJS. Lebih banyak ada rumah sakit, itu lebih bagus." ungkapnya.

Sementara itu, awal mulanya tercetus ide pendirian rumah sakit umum tersebut didasari kebutuhan masyarakat pelosok terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Baca Juga: Kearifan Sunda Bisa Cegah Penyebaran Covid-19

Ketua KPBS, Aun Gunawan mengatakan hal itu didasari atas kepedulian KPBS akan layanan kesehatan masyarakat sekitar yang membutuhkan pelayanan maksimal. Terutama bagi masyarakat yang berada di pelosok dan perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut bagian selatan.

"Ide pendirian rumah sakit ini sebetulnya sudah 30 tahun lalu, waktu itu kita merintisnya melalui klinik kesehatan 24 jam, dengan nama Ma Ageung, yang diperuntukan bagi karyawan KPBS." kata Aun.

Melihat dari respon masyarakat dan anggota koperasi akan kebutuhan pelayanan kesehatan yang masih terbatas, maka KPBS melakukan inovasi dengan mendirikan rumah sakit, sebagai bentuk keprihatinan dan respon untuk memaksimalkan layanan kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Keluarga Besar NU Bisa Dapat Beasiswa Kuliah Uninus. Cek ya.

"Dengan berjalannya klinik Ma Ageung ini, respon masyarakat dan anggota koperasi terhadap layanan kesehatan semakin meningkat, terutama masyarakat diperbatasan, seperti warga Cisewu, Kabupaten Garut, mereka berobatnya kesini ke klinik Ma Ageung yang notabene klinik 24 jam waktu itu." imbuh Aun.

"Potensi itu tentunya menjadi peluang bagi KPBS untuk meningkatkan layanan kesehatan ke jenjang yang lebih maksimal, yaitu mendirikan rumah sakit. Bagi anggota KPBS aktif, istri dan dua anaknya layanan rawat inapnya gratis, termasuk istri anggota KPBS yang melahirkan, semua ditanggung oleh KPBS." jelas Aun.

Terkait anggaran pembangunan Aun pun mengakui, bahwa pembangunan RSU KPBS memakan biaya sebesar enam hingga tujuh milyar rupiah sejak awal pembangunannya di tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Ini lah Persiapan Si Jalak Harupat Jelang Piala Dunia U-20

"Oleh karena kita mendirikan rumah sakit ini menggunakan bangunan KPBS sebelumnya, jadi kita hanya sedikit merenovasi serta membeli fasilitas alat kesehatan, dengan anggaran antara enam sampai tujuh milyar rupiah." kata Aun.

 

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler